Excuse me, Miss – Part 11

excuse-me-miss

Part 11 – Everybody Has Secret

Beta Reader : Hwayong Kim

Credit poster : Jiell

Hyeri menyeret langkahnya mengikuti Key, mereka menyusuri karpet biru tua sepanjang koridor lobi hotel Landscape One untuk menghadiri acara makan malam keluarga. Itu terasa begitu melelahkan bagi Hyeri. Pada satu jam pertama Hyeri masih merasa hidupnya berada di atas awan, tumpukan makanan lezat yang bahkan belum pernah ia cicipi sebelumnya tersaji untuknya. Ia dan kedua adik kembarnya tak henti mencicipi berbagai jenis makanan yang tersaji, seolah mereka tidak akan mendapatkan lagi kesempatan seperti ini.

Tapi pada jam berikutnya, saat Jaesun dan Jaehwa merasa lelah karena terlalu banyak makan, Hyeri menyadari bahwa hidup menjadi orang kaya tak semenyenangkan yang ia kira. Segala sesuatunya berlebihan. Harga pakaian yang mereka kenakan, sepatu, tas, aksesoris, makanan, bahkan perbincangan mereka terlalu berlebihan bagi Hyeri. Mereka membicarakan uang, bisnis, hotel, perusahaan, kendaraan keluaran terbaru, dan tas-tas bermerk yang harganya selangit. Bagaimana bisa mereka menghabiskan banyak waktu hanya untuk membicarakan hal-hal seperti itu? Bagaimana dengan kehidupan yang sesungguhnya? Benarkah mereka buta pada kehidupan keras di luar sana? Batin Hyeri.

Hyeri memutuskan untuk melangkah menuju salah satu kursi di sudut ruangan, ia menyambar segelas soda dari baki pelayan yang melewatinya. Diteguknya soda, sementara tangan kirinya memijat betis dan pangkal pergelangan kaki. Ia benar-benar lelah karena berdiri dengan high heels setinggi 12 cm. Bukan keinginannya. Tapi butik yang bertanggung jawab atas semua pakaian yang ia dan Key kenakan dalam pernikahan mereka mengatakan Hyeri terlalu pendek. Heels setinggi 7 cm tidak bisa menutupi ketimpangan antara dirinya dan Key. Dan Hyeri berakhir dengan heels setinggi 12 cm ini. Hyeri ingat betul bagaimana Key menertawakannya karena tubuhnya yang tidak tumbuh dengan baik. Dan tentu saja itu membuat Hyeri semakin membenci Key. Lelaki berkaki panjang yang begitu sombong dan bodoh. Dan lebih bodohnya lagi, lelaki itu kini adalah suaminya. Menyedihkan!

Hyeri kembali meneguk soda, rasanya lebih baik karena soda membuatnya bersendawa. Ia mengedarkan pandangan, mencari-cari sesuatu yang mungkin menarik perhatiannya. Ia melihat Lee Taemin dan Lee Jinki yang sedang berbincang di dekat meja kue-kue. Beberapa meter di samping kiri Jinki, Hyeri mendapati orang tua Key sedang asyik berbincang dengan orang yang Hyeri perkirakan adalah orang perusahaan. Mata Hyeri kembali menjelajah, kali ini iseng menatap dekorasi ruangan yang warnanya putih dan merah muda. Cantik! Bahkan ia merasa dekorasi itu jauh lebih cantik dibandingkan dirinya. Hyeri lalu tertawa hambar, mengapa ia merasa tidak pantas berada di tempat ini? Semuanya terlalu mewah, seperti dalam dongeng. Dan dirinya adalah Cinderella.

Hyeri menghela nafas, melepaskan ganjalan yang terasa menyangkut di rongga dadanya. Tiba-tiba saja ia teringat pangeran tampan yang menghilang entah kemana. Ia berusaha mencaritahu mengenai keberadaan Minho. Tapi tak ada hasil. Ia bahkan memberanikan diri untuk bertanya pada Lee Taemin. Lelaki cantik itu hanya tertawa, mengatakan bahwa Hyeri seharusnya lebih banyak bertanya mengenai Key, bukan Minho. Tapi, ada satu hal yang membuat Hyeri merasa aneh. Taemin mengatakan untuk tidak mencemaskan Minho karena lelaki itu pasti baik-baik saja. Apa itu artinya Taemin tahu keberadaan Minho? Lantas mengapa ia menyembunyikannya? Dan apa itu artinya Minho benar-benar membiarkan pernikahan ini terjadi begitu saja?

Hyeri masih melamunkan hal itu saat kedua matanya tanpa sengaja menangkap sosok Key tengah berbincang dengan seorang gadis dengan potongan rambut bob sepanjang setengah leher. Hyeri tidak mengenal gadis itu, tapi wajahnya terasa tidak asing. Gadis itu berdiri di samping Key, begitu dekat, tangan kanannya menggenggam goblet yang Hyeri yakini berisi sampagne. Ia mengenakan dress di atas lutut berwarna beige, bagian punggungnya terbuka lebar hingga pangkal pinggang. Mereka tertawa, tawa yang menyenangkan yang menunjukkan betapa dekatnya mereka. Dan Hyeri ingat betul bahwa tawa seperti itu hanya pernah ia lihat di hampir setiap kedatangan Key dan Minho di café tempatnya bekerja dulu.

Hyeri diam karena entah mengapa melihat pemandangan itu membuatnya merasa kecil. Ia merasa Key terlihat seperti sepasang kekasih dengan gadis itu. Mereka terlihat lebih pantas bersama, batin Hyeri.

Gadis berambut bob tadi mendekatkan wajahnya ke telinga Key, tangan kanannya menarik bahu kiri Key agar lelaki itu sedikit menunduk. Lalu membisikkan sesuatu di telinga Key, keduanya lalu kembali tertawa.

Hyeri tersenyum kecil, tiba-tiba saja ia teringat akan gadis bernama Nicole yang pernah disebutkan oleh ibu mertuanya. Key bahkan mengatakan hubungan mereka begitu dekat, tapi ini terlalu dekat, batin Hyeri. Ia menunduk sesaat, entah mengapa hatinya terasa sedikit sakit. Bukan karena ia cemburu, tapi lebih pada perasaan bahwa dirinya memang tidak pantas berada di tempat ini, apalagi menjadi istri seorang Kim Kibum, meski itu hanyalah sebuah kepalsuan.

“Kau baik-baik saja?”

Suara itu terdengar merdu di telinga Hyeri. Ia mendongakkan kepalanya, mendapati sepasang mata yang lagi-lagi membuatnya seolah terhisap oleh mesin waktu. Untuk beberapa detik, Hyeri hanya mendongak seperti orang bodoh, tersihir oleh tatapan indah di hadapannya.

“Sepertinya Key sedang sibuk dengan Nicole. Boleh aku menemanimu?” Tanya suara itu lagi. Lalu sebelum Hyeri menyetujuinya, ia menarik kursi dari sisi lain dan duduk di samping Hyeri. “Oh! Mari kita berkenalan lagi, Min Hyeri-ssi. Aku Kim Jonghyun.” Jonghyun memindahkan goblet ke tangan kirinya, lalu mengulurkan tangan kanannya untuk bersalaman.

Setengah kesadaran Hyeri masih tersedot oleh mesin waktu saat ia mengulurkan tangannya begitu saja dan menyambut tangan Jonghyun. Hangat. Ia merasakan genggaman tangan Jonghyun yang begitu hangat. Lelaki itu tersenyum, menyadari Hyeri yang tidak ingin menyudahi jabatan tangan mereka.

“Jadi, boleh aku melepas tanganku?”Jonghyun menarik setengah kesadaran Hyeri yang lainnya. Membuat Hyeri terperanjat, lalu menarik tangannya, memutus jabatan tangan mereka.

Hyeri berdeham, lalu meneguk lagi sodanya sampai habis karena salah tingkah. Sementara Jonghyun tersenyum sambil mengusap tengkuknya.

“Kita belum berkenalan lebih jauh, kudengar Taeminie cukup dekat dengamu.” Jonghyun membuka pembicaraan. Berusaha mencairkan suasana.

Hyeri menelan soda dalam mulutnya, lalu menggenggam goblet dengan kedua tangannya. “Aku tidak terlalu dekat dengannya, tapi dia orang yang menyenangkan.” Tanggap Hyeri singkat.

Jonghyun menganggukkan kepalanya singkat, ia diam sejenak seolah mencari topik lain untuk dibicarakan. Ini sedikit aneh karena sebelumnya Jonghyun belum pernah kaku seperti ini di hadapan gadis. Jonghyun bisa dengan mudah menemukan banyak topik saat ia berhadapan dengan gadis, terutama gadis yang memang ingin ia dapatkan perhatiannya. Tapi Hyeri lain, Jonghyun merasa gadis ini begitu istimewa. Istimewa hingga Jonghyun harus memberinya perlakuan yang sangat istimewa. Jonghyun tidak mau mengatakan hal yang salah atau membuatnya terlihat buruk di mata Hyeri. Hyeri seperti sosok yang harus ia jaga dan hormati.

“Ah! Aku adalah anak dari paman Key. Ayah Key memiliki adik lelaki, dan itu adalah Ayahku,” Jonghyun kembali membuka topik baru. Hyeri hanya menganggukkan kepalanya. “Aku satu tahun lebih muda dari Key, tapi aku tidak memanggilnya Hyung,” Jonghyun melirik Hyeri, mereka saling berpandangan. Hyeri mengerutkan keningnya. “Mungkin kau bertanya-tanya mengapa aku tidak memanggilnya Hyung. Memang terdengar tidak sopan, tapi aku dan Key…” Jonghyun terdiam sejenak, menggigit bibir bawahnya seolah ragu. “Nanti saja kuceritakan. Sekarang ceritakan tentang dirimu.” Jonghyun menarik kursinya semakin dekat.

Hyeri diam. Sesaat ia berpikir, apakah ia harus menceritakan mengenai dirinya pada Kim Jonghyun atau tidak. Tapi lelaki ini membawa kehangatan dalam hatinya, ia menyukai bagaimana Jonghyun menatapnya. Seperti air di tengah gurun, memberikan kesejukan yang tak bisa Hyeri jelaskan.

“Kalau begitu aku dua tahun lebih tua darimu.” Hyeri memulai ceritanya.

“Jadi, kau lahir tahun 1990? Tapi kau terlihat lebih muda,” Jonghyun sempat membulatkan kedua matanya saat mengetahui Hyeri berusia dua tahun lebih tua darinya. “Kalau begitu, haruskah aku memanggilmu Nuna?” tanyanya. Tapi tatapan Jonghyun lebih pada meminta persetujuan agar ia boleh memanggil Hyeri dengan Nuna, bukan menanyakan apakah ia harus memanggil Hyeri dengan Nuna.

Hyeri tertawa sejenak. Di dunia ini hanya ada dua orang yang memanggilnya dengan Nuna, Jaesun dan Jaehwa. Tapi entah mengapa, ia merasa panggilan itu akan terdengar seperti sebuah sanjungan bila Jonghyun yang mengatakannya. “Jika kau menyukainya, kau boleh memanggilku Nuna.” Tanggap Hyeri. Lalu keduanya tertawa singkat.

“Oh! Sebenarnya hari itu aku sedang berbelanja,” Hyeri mengerutkan dahinya. Tak mengerti apa yang sedang dibicarakan Jonghyun. “Saat pertamakali kita bertemu di Uncle Mc Donald’s barn.”

“Ah!” Hyeri mengangguk singkat. Mengingat lagi hari di mana Jonghyun menabraknya.

“Aku membeli hadiah untuk Key, tapi aku belum membeli hadiah untukmu karena aku belum pernah bertemu denganmu dan tidak tahu apa yang kau suka.”

Hyeri sebenarnya sangat menyukai hadiah. Apalagi jika hadiah yang diterimanya berupa lembaran won. Tapi, kali ini ia harus menahan dirinya. Lagipula, setelah hari ini ia akan memiliki gaji lima juta won setiap bulannya. Mungkin ia harus mulai mengganti jenis hadiah favoritnya.

“Tidak usah repot-repot.” Ucap Hyeri akhirnya.

Seolah tidak mendengar apa yang baru saja diucapkan Hyeri, Jonghyun segera menanyakan benda-benda apa saja yang disukai Hyeri. Tapi Hyeri sangat sulit untuk memutuskannya, karena ia sendiri tidak pernah memiliki jenis barang favorit. Selama ini, hanya uanglah yang menjadi barang favoritnya.

Jonghyun bergumam tak jelas, kedua alis tebalnya saling bertautan. “Kau suka mengoleksi sepatu?” tanyanya kemudian. Lalu melirik sepatu putih Hyeri.

“Oh!” Hyeri ikut-ikutan menatap sepatu yang nyaris saja membunuhnya. Dan itu membuat tumitnya kembali berdenyut. “Tidak.” Lanjutnya singkat, lalu kembali memijat pangkal pergelangan kakinya. Sementara kepalanya mulai memikirkan bahwa Jonghyun benar-benar tidak akan pernah mengira bahwa Hyeri adalah seorang pegawai mini market yang ‘beruntung’ karena menikah dengan Key.

Jonghyun terkekeh. “Pasti sangat sakit.” Tanggapnya. Wajahnya meringis, seolah ia ikut merasakan apa yang dirasakan Hyeri.

“Kalau saja ia tidak terlalu tinggi, aku tidak usah tersiksa seperti ini!” gerutu Hyeri. Ia lalu melirik lagi Key di seberang sana yang masih berbincang dengan Nicole. Dan saat itulah Key menyadari keberadaannya. Mata mereka bertemu, lalu Hyeri mengalihkan pandangannya pada Jonghyun.

Saat itu Jonghyun menyadari Key yang menatap Hyeri dan dirinya bergantian. Dan jelas bahwa Jonghyun menangkap raut tidak senang dari Key. Tapi Jonghyun mengacuhkannya, lalu kembali menatap Hyeri sambil terkekeh, seolah tatapan Key barusan hanyalah angin lalu.

“Jika berpasangan denganku, pasti tidak akan sesakit ini.” Gurau Jonghyun. Ia lalu menatap Hyeri lagi.

Sesaat keduanya terdiam, hanya saling menatap. Tenggelam pada perasaan aneh yang menyeret mereka. Ada kebahagiaan sekaligus kesedihan yang dirasakan Hyeri saat ia kembali menatap mata bulat Jonghyun. Kebahagiaan yang melintas secepat kilat, tergantikan dengan kesedihan mendalam yang tiba-tiba saja membuatnya sesak.

Hyeri memegangi dadanya, sedikit membungkuk karena rasa sesak itu kian menghantamnya. Ini aneh! Hyeri rasa ia berlebihan. Tapi nyatanya, rasa sakit itu terus merambat dan mulai menyiksanya.

“Kau baik-baik saja, Nuna?” Jonghyun menundukkan kepalanya, berusaha melihat wajah Hyeri.

Hyeri mengangguk, tapi rasa sesak itu kian menyiksanya. Dan saat itu, sebuah bayangan berkelebat dalam benaknya. Ia melihat seorang bayi di atas ranjang, menatap ke arahnya, lalu tersenyum manis. Lalu bayangan lain muncul, seorang lelaki menggendong anak kecil yang wajahnya mirip dengan bayi tadi, lelaki itu menggenggam pisau di tangan kanannya, anak itu menangis, lalu ada banyak orang berlari.

“Mau kuambilkan minum, Nuna?” tawar Jonghyun.

Hyeri menggeleng, berusaha mengatakan bahwa ia baik-baik saja dan tidak memerlukan apa pun. Tapi dadanya semakin sesak, dan ia merasa kekurangan oksigen, lalu kepalanya terasa berputar-putar.

“Sepertinya kau lelah, Nuna,” Jonghyun mengulurkan tangan kanannya untuk menyentuh kening Hyeri.

“Tidak!” Hyeri menepis tangan Jonghyun kasar. Ia sendiri tidak mengerti mengapa ia melakukannya. Yang jelas, ia merasa dadanya makin sesak tiap kali Jonghyun berbicara.

Sesaat Jonghyun menatap Hyeri heran, raut wajahnya segera berubah saat menyadari kening Hyeri mulai berkeringat.

“Kau sakit, Nuna.” Jonghyun hendak beranjak, tapi urung karena di saat yang bersamaan Key telah berada di hadapannya.

Hyeri sempat mendongak dan menyaradari keberadaan Key. Tapi gadis itu tidak punya waktu untuk terkejut atau merasa takut karena nyeri di dadanya terus menyerang. Hyeri berusaha menghiraukan Key dan Jonghyun. Ia bangkit sambil tetap memegangi dadanya, berusaha pergi sebelum Key mengatakan apa pun. Tapi sayang, tubuhnya segera ambruk ke atas karpet berwarna beige yang diinjaknya. Ia berusaha bangkit, berdiri dengan kedua lututnya.

“Sakit.” Hyeri mengerang pelan. Berusaha menarik nafas dan menenangkan diri.

“Apa yang-“ Jonghyun berhambur ke arah Hyeri.

“Apa yang kau lakukan padanya?” Key mendorong bahu Jonghyun. Menjauhkan lelaki itu dari Hyeri. Jonghyun mundur beberapa langkah karena dorongan Key.

Beberapa pasang mata dalam ruangan itu mulai menyadari keributan kecil antara Key dan Jonghyun. Tak ada yang bicara, hanya memerhatikan apa yang selanjutnya terjadi.

“Kau tidak apa-apa?” Key berhambur ke arah Hyeri, menyentuh bahu kiri Hyeri.

“Sakit.” Hanya itu yang keluar dari mulut Hyeri. Ia tetap memegangi dadanya. Kembali berusaha bangkit, tapi gagal.

Hyeri tidak tahu apa yang terjadi padanya dan memutuskan bahwa ini semuanya diakibatkan oleh rasa lelah yang menumpuk, meski sebenarnya ia belum pernah mengalami hal seperti ini hanya karena kelelahan. Rasa sesak itu semakin mendesak dadanya, seperti batu besar yang berusaha menerobos rongga dadanya. Terus mendesak seolah akan meledakkan jantungnya.

Hyeri ingin berteriak, ingin meminta tolong pada siapa saja yang bisa membuat rasa sakit ini hilang. Tapi rasa sakit itu terus menerjang, membuat kepalanya terasa berputar dan seluruh tenaganya menghilang. Suara-suara di sekitarnya mulai terdengar tak jelas, pandangannya kabur. Ia sempat mendengar perdebatan antara Key dan Jonghyun. Lalu, saat Hyeri merasa inilah akhir dari hidupnya, ia merasakan sesuatu yang hangat mendekapnya. Dan semuanya berubah menjadi gelap.

***

Hyeri mencium aroma teh di hidungnya. Tidak terlalu pekat, tapi terasa hangat. Ia tidak mendengar suara apa pun, tidak ingat apa yang terjadi hingga akhirnya memutuskan untuk membuka mata.

Sebuah ruangan cukup luas dengan dominasi warna gading yang terasa begitu hangat. Ia mengedarkan pandangan dan dengan cepat sosok itu tertangkap bola matanya. Lelaki itu duduk di sofa di hadapannya, punggungnya bersandar pada sandaran sofa, sementara kedua tangannya ia lipat di depan dada, menumpangkan kaki kanan di atas kaki kirinya. Kedua mata rubahnya tertuju pada Hyeri.

“Kau sudah bangun, Miss?” tanyanya. Seolah yang ia lakukan sejak tadi adalah memperhatikan Hyeri.

Hyeri mengerang pelan, kepalanya terasa berat. Ia bangkit perlahan, lalu duduk bersandar pada sofa. Hyeri diam, berusaha mengingat apa yang terjadi sebelum ia berada dalam ruangan yang ia tahu adalah kamar hotel yang akan menjadi tempatnya menginap malam ini. Tak lama, ia ingat saat terakhir kali ia tengah berbincang dengan Jonghyun dan tiba-tiba saja dadanya sesak bukan main.

“Itu chamomile, baik untuk relaksasi. Minumlah selagi masih hangat.” Key menunjuk cangkir di atas meja di hadapannya dengan dagu.

Hyeri menatap cangkir putih bertuliskan nama hotel Landscape One di hadapannya. Asap masih mengepul dari permukaan cangkir.

“Dokter bilang kau hanya kelelahan, tidak usah cemas.” Terang Key saat Hyeri meraih cangkir dan mulai menyesapnya.

Hyeri tak menanggapi, memutuskan untuk menikmati chamomile yang membuat dada dan perutnya terasa hangat. Tak sampai sepuluh menit hingga chamomile dalam cangkirnya habis dan Hyeri merasa jauh lebih baik. Ia menaruh cangkir ke atas meja saat menyadari Key masih menatapnya seperti saat ia baru bangun tadi.

“Kurasa aku perlu istirahat, Key. Jadi, di mana aku bisa tidur dalam ruangan ini?” tanya Hyeri kemudian.

“Apa yang kalian bicarakan?”

“Apa?”

“Apa yang kau bicarakan dengan Kim Jonghyun?” Tanya Key akhirnya.

Hyeri mengangguk pelan, baru ingat bahwa salah satu peraturan yang diberikan Key adalah tidak dekat dengan Kim Jonghyun. Tapi toh kedekatan seperti tadi tidak bisa dibilang ‘dekat’ yang berlebihan. Ia hanya berkenalan dengan Jonghyun. Sama seperti saat ia berkenalan dengan Lee Jinki di acara ulang tahun Choi Minhee.

“Tidak ada.” Jawab Hyeri singkat. Ia lalu bangkit dari sofa. Berjalan menuju pintu yang terbuka lebar di belakang sofa. Ia melihat tasnya di dalam kamar, tepat di atas ranjang berukuran besar. Hendak mengganti pakaiannya dan segera tidur karena rasa kantuk.

Hyeri bisa merasakan Key yang beranjak dan berjalan mengikutinya. Bahkan desahan nafas tak sabaran dari Key pun bisa ia dengar.

“Hei Miss, kau tidak lupa dengan peraturanku nomor enam, kan?“

“Min Hyeri tidak boleh dekat dengan Kim Jonghyun.” ucap Hyeri datar. Ia meraih tasnya, membukanya dan mulai mencari piyama kuning yang ia bawa.

Key berdiri di samping Hyeri sambil berkacak pinggang. “Ini hari pertamamu dan kau langsung melanggarnya. Daebak!

Hyeri menghela nafas dalam setelah meraih piyama kuningnya, lalu berdecak. Ia berbalik hingga dirinya dan Key saling berhadapan. “Tidak ada batasan seperti apa yang kau sebut dengan dekat. Jonghyun hanya memperkenalkan dirinya padaku. Aku tidak mungkin menghindari anggota keluargamu saat mereka berusaha berkenalan dengan istrimu.” Hyeri sengaja menekankan intonasinya pada kata terakhir.

Hyeri lalu berjalan menuju pintu lain tak jauh dari kamar yang ia yakini sebagai kamar mandi dan ia bisa merasakan Key kembali mengikutinya.

“Aku mau ganti pakaian. Kau tidak lupa kan dengan peraturanku nomor satu?” Hyeri berbalik saat tiba di daun pintu kamar mandi, membuat Key menghentikan langkahnya.

“Melihatmu berganti pakaian tidak akan membuat kita berhubungan sex.” Sergah Key.

Hyeri hanya bisa berdecak karena tingkah laku si mata rubah yang menyebalkan. Ia bahkan lupa bagaimana dirinya sempat mengagumi Key pada upacara pernikahan mereka beberapa jam yang lalu karena rambut hitam dan kecupan di kening.

“Lalu, kau mau apa? Aku tidak bisa mengganti pakaianku jika ada yang melihat.” Hyeri berusaha sabar menghadapi lelaki paling menyebalkan yang pernah ada di dunia.

“Aku hanya ingin tahu apa yang kau bicarakan dengan Jonghyun.”

Hyeri memutar bola matanya. “Jika kuceritakan, kau akan membiarkanku mengganti pakaian seorang diri?” Key mengangguk cepat. Hyeri menghela nafas pelan. “Jonghyun memperkenalkan dirinya, ia bilang perkenalan waktu itu tidak resmi. Ia juga telah membelikanmu hadiah, tapi tidak untukku karena tidak tahu barang apa yang kusuka-“

“Lalu kau meminta apa darinya?” Potong Key tak sabaran.

“Tidak ada.”

Key mengerutkan dahi seolah tak percaya. Ia menatap Hyeri beberapa saat sebelum kembali bertanya. “Lalu, apalagi yang kalian bicarakan?”

“Ia bercerita bahwa ia anak dari adik laki-laki Ayahmu dan usianya satu tahun lebih muda darimu. Aku mengatakan bahwa itu artinya aku lebih tua dua tahun darinya. Dan Jonghyun mengatakan bahwa ia akan memanggilku Nuna. La-“

“Dan kau mengijinkannya?” Key menunjukkan ketidaksukaannya.

Hyeri menghela nafas. “Tentu saja. Apa yang salah dengan membiarkannya memanggilku Nuna? Usiaku dua tahun lebih tua darinya.” Hyeri memberikan pembelaan. Ia merasa Key keterlaluan karena meributkan hal sepele seperti itu.

Key berdecak kesal, lalu tertawa singkat. “Jika aku yang memanggilmu Nuna, kau akan mengijinkannya?”

“Apa?” sepersekian detik Hyeri merasa ada yang salah dengan pendengarannya. Tapi terbantahkan karena Key mengulangi pertanyaan bodohnya. “Itu pertanyaan bodoh, Key!” Hyeri berbalik dan hendak menutup pintu kamar mandi saat Key menahannya.

Mereka berpandangan beberapa detik.

“Jawab saja pertanyaanku.” Ucap Key datar.

Hyeri diam, berpikir seburuk apa persaingan yang pernah ada antara Key dan Jonghyun hingga hal sepele seperti ini pun dipermasalahkan oleh Key. “Tidak.” Jawab Hyeri akhirnya. Ia bisa melihat jelas bagaiaman raut wajah Key berubah menjadi sangat tidak senang.

“Apa karena kau lebih menyukai Jonghyun yang mengatakannya?”

Hyeri memutar bola matanya. Berusaha menenangkan dirinya bahwa ia harus bersabar menghadapi sifat asli si mata rubah. “Kau dan aku sudah menikah. Semua orang tahu bahwa kita adalah suami istri dan bagiku,” Hyeri menghela nafas dalam. “terdengar sangat bodoh jika seorang suami memanggil istrinya dengan Nuna.” Hyeri menatap Key beberapa detik, lalu menarik kenop pintu. “Dan kau sangat kekanakan jika kembali meributkan masalah itu!” Dan pintu dibanting tepat di hadapan wajah Key.

***

Piyama tangan panjang berwarna kuning itu telah menempel di tubuh Hyeri. Perlahan, ia mulai merapikan dirinya. Membersihkan sisa make up tipis yang menempel di wajahnya. Lalu melepaskan korsase dan jepit-jepit kecil di rambutnya. Beruntung tatanan rambutnya untuk acara makan malam tadi begitu sederhana. Hanya gulungan longgar seperti seorang ballerina, sehingga Hyeri bisa dengan mudah menanganinya.

Sebenarnya Hyeri ingin mandi, karena merasa tubuhnya lengket. Selain itu hair spray membuat rambutnya terasa kaku. Tapi ia terlalu mengantuk. Meski sudah mencuci muka saat membersihkan make up tadi, tapi rasa kantuknya tak berkurang dan semakin menjadi.

Hyeri mengedarkan pandangannya, mulai mengagumi kamar mandi mewah yang tadi tak sempat diamatinya karena terlalu marah pada Key. Ada sebuah bath tube berukuran besar, toilet duduk, washtafel berwarna putih bersih. Beberapa handuk berwarna putih ditumpuk di rak besi di atas kaki bath tube.  Lalu matanya kembali menjelajah, mendapati sebuah meja kecil di mana ada keranjang berisi berbagai macam peralatan mandi dengan warna serupa. Sabun cair, shampoo, dan botol-botol plastik kecil lainnya berwarna orange. Hyeri melangkah mendekati meja itu, meraih botol sabun cair. Membuka tutup dan membaui isinya. Ia tersenyum. Aroma mangga. Hyeri selalu suka produk kecantikan dengan aroma buah-buahan karena selalu membuatnya merasa segar dan bersemangat. Ia tersenyum tipis, tak pernah menyangka akan mengalami hal mewah seperti hari ini dan hari-hari persiapan pernikahannya.

Hyeri masuk ke dalam bath tube kosong setelah menaruh kembali botol sabun cair ke tempatnya. Ia duduk sambil memeluk kedua lututnya. Dengan dagu tertumpu pada lutut, ia mulai mencerna kembali apa yang telah terjadi hari ini. Benar! Hari ini ia telah menjadi istri Kim Kibum dan akan terus begitu hingga tiga tahun ke depan. Terasa seperti waktu yang panjang, tapi Hyeri sudah lupa kapan terakhir kali waktu terasa panjang baginya. Maka ia yakin semuanya akan baik-baik saja dan ia bisa melaluinya dengan baik. Berbagai hal mulai bermunculan dalam kepalanya, Eomma-nya, Jaesun dan Jaehwa. Ah! Hyeri kembali tersenyum kecil, mengingat bagaimana bahagianya Jaesun dan Jaehwa hari ini. Mereka mengenakan pakaian resmi, terlihat begitu tampan. Mereka juga sibuk dengan kamera dan handycam yang mereka sebut-sebut sebagai hadiah dari Key. Mereka memotret dan merekam berbagai hal yang dianggap menarik. Selain itu mereka makan sesuka hati hingga kenyang. Meski semuanya hanya sebuah kepalsuan, setidaknya Hyeri bisa memberikan kebahagiaan bagi keluarganya.

Hal lain bergantian muncul dalam kepala Hyeri. Pekerjaan sebagai pelayan mini market dan kedai ramen yang telah ia tinggalkan, berbagai perabot rumah yang baru. Dan tiba-tiba saja bayangan Minho berkelebat dalam pikirannya. Hyeri mengingat lagi bagaimana lelaki yang selama ini tak pernah jadi pusat perhatiannya saat berkunjung ke café bersama Key tiba-tiba datang dan menjadi malaikat penyelamat hidupnya. Lalu satu malam sebagai Cinderella dan kecupan singkat di bibirnya di taman rumah sakit. Kemudian, lelaki itu menghilang begitu saja, seolah Hyeri hanya berhalusinasi.

Hyeri mendesah pelan, memberengut kecewa karena Minho tak menepati janjinya untuk membayarkan hutang pada Key. Dan yang terburuk adalah lelaki itu pergi begitu saja, membuat hati Hyeri hancur. Hyeri lalu menyentuh bibirnya, berusaha merasakan kecupan singkat Minho. Tapi sayang, yang tiba-tiba muncul dalam kepalanya adalah bagaimana si mata rubah menyentuhnya. Mencuri ciuman pertamanya, lalu mengulanginya lagi, di depan rumahnya, di dalam kamar, di dalam lift, dan di balkon rumah sakit.

Genangan air mata yang tadinya nyaris jatuh menguap begitu saja. Tergantikan dengan rasa kesal sekaligus perasaan aneh yang membuat wajah Hyeri terasa panas. Kali ini Hyeri membuat pengakuan pada dirinya sendiri bahwa dirinya sedikit banyak merasakan ciuman itu. Ia membiarkan Key menciumnya, seolah dirinya pun menginginkan Key. Dan saat itu ia menyentuh bibir atas dan bawahnya bergantian, seolah merasakan lagi sentuhan Key di sana. Hyeri menggeleng. Ini tidak benar! Hyeri berusaha mengalihkan pikirannya, tapi justru kejadian di mana ciuman-ciuman itu terjadi berputar cepat dalam kepalanya seperti potongan-potongan film pendek. Membuat wajah Hyeri kian memanas dan jantungnya mulai berdebar kencang.

Hyeri berusaha mengalihkan pikirannya saat kejadian di mana Key mengatakan bahwa ia bersama Hyeri dan Hyeri bisa memercayakan dirinya pada Key. Lalu rambut hitam Key yang mengejutkan, juga kecupan di kening pada upacara pernikahan. Hyeri kembali menggelengkan kepalanya. Ia rasa ia terlalu lelah hari ini dan mulai menjadi gila.

Hyeri kembali mengingat hal-hal lain untuk mengalihkan pikirannya dari si mata rubah. Dan satu-satunya hal yang berhasil mengalihkannya adalah Kim Jonghyun.

FLASHBACK

“Kita mau kemana?” Hyeri kembali bertanya setelah lebih dari lima menit Key tidak mengatakan apa pun.

Lelaki itu menariknya menuju entah kemana. Membuat Hyeri makin jengkel. Ini pukul empat sore dan seharusnya ia ada di rumah untuk memasakkan makanan untuk Jaesun. Tapi si mata rubah ini seenaknya memintanya datang ke kawasan Apgujeong. Kawasan yang terkenal dengan butik-butik dan toko-toko berbau fashion ini sejujurnya jarang Hyeri kunjungi. Apgujeong merupakan kawasan elit dan Hyeri tidak punya alasan untuk mengunjungi tempat ini.

“Kau mau berbelanja? Aku tidak punya waktu untuk-”

“Oh! Itu tempatnya!” Key menarik Hyeri ke salah satu toko yang berada di salah satu deretan toko perhiasan.

Seorang pelayan yang berdiri di balik display kaca panjang segera menyambut mereka berdua dengan senyum ramah.

“Tolong ambilkan pesanan atas nama Kim Kibum.” Ucap Key pada si pelayan. Lalu mereka duduk di sofa berwarna biru tak jauh dari tempat si pelayan berdiri.

Tak banyak orang yang berkunjung ke toko ini, bahkan pada jam ini bisa dibilang Hyeri dan Keylah pelanggan yang datang. Hyeri menatap keluar jendela dekat sofa, memerhatikan banyak orang berlalu lalang dengan beberapa tas yang dijinjing. Berbagai macam merek terkenal tertera pada tas yang mereka jinjing. Beberapa lainnya sibuk dengan tas belanjaan di tangan kiri dan bubble milk tea di tangan kanan mereka, jenis minuman ini sedang trend. Mereka tertawa, seolah tak pernah mengenal penderitaan dan kesulitan.

“Apa ini?” Hyeri bertanya saat pelayan tadi kembali muncul di balik display dan membawakan sebuah kotak berlapis kain beludru biru tua.

“Kau ini dari planet Mars, ya? Yang seperti ini namanya cincin.” Lagi-lagi Key menjawab pertanyaan Hyeri seenaknya. Memperlakukan Hyeri seolah ia adalah orang paling bodoh yang pernah ada.

“Aku tahu, tapi-“

“Nah, mari kita coba!” Key membuka kotak tadi. Membuat Hyeri terpana karena indahnya benda berkilau di dalamnya.

Key segera mencoba cincin untuknya. Cincin berwarna perak tanpa ukiran apa pun di permukaannya. Sebagai gantinya, bagian atas cincin itu berbentuk seperti gerigi. Key lalu mengangkat tangan kirinya, mengamati bagaimana cincin itu pada jarinya. Hyeri hanya mengamati, tidak berani mencoba cincin satunya lagi karena ia merasa cincin itu terlalu mewah baginya.

“Kau tidak mencobanya?” Key bisa membaca arti dari raut wajah Hyeri. Si pelayan café pasti terlalu senang dan bahkan tidak berani mencobanya karena ini terlalu mewah, batin Key. “Aku tidak akan memakaikannya hingga hari pernikahan.” Key menyodorkan kotak yang kini hanya berisi cincin untuk Hyeri.

Hyeri menatap mata Key dan cincin itu bergantian. Key menaikkan alis kirinya bersamaan dengan dagunya. Meminta Hyeri untuk segera mencobanya. Cincin itu berwarna perak, ketebalan lingkarannya sangat tipis, dengan delapan buah permata kecil berjejer di bagian depan. Hyeri menatap Key lagi seolah meminta persetujuan sebelum akhirnya ia memberanikan diri untuk mencobanya. Tangan Hyeri gemetar saat berusaha memasukkan cincin itu ke jari manisnya.

“Oh!” Hyeri memekik tertahan saat cincin menyentuh pangkal jari manisnya. Cincin itu kebesaran. Hyeri bahkan membalikkan tangan hingga jari-jarinya menghadap ke bawah dan cincin itu segera jatuh ke telapak tangan kirinya.

Key merebut cincin itu lalu mulai mengomel. Mengatakan bahwa Eomma-nya seharusnya membawa Hyeri juga saat memilih cincin. Dan pada akhirnya, Key meminta untuk mengganti ukuran cincin Hyeri. Saat itu, Hyeri menyadari bahwa uang memiliki kekuasaan. Key bahkan mengatakan ia menginginkan cincin itu selesai sore ini juga. Dasar orang kaya! Rutuk Hyeri dalam hati.

Si pelayan menjanjikan cincin pengganti akan selesai pada pukul tujuh malam. Hyeri kira Key akan membiarkannya pulang, tapi lelaki itu justru membawanya ke sebuah tempat makan di kawasan yang sama.

“Aku lapar! Kau boleh pesan yang kau suka, aku yang bayar dan kau tidak usah menggantinya.”

***

Key mengomel saat terdapat helaian rambut tipis yang terlihat seperti bulu mata ada pada cake lemonnya. Hyeri sempat mengatakan bahwa mungkin saja itu bulu matanya sendiri yang jatuh di sana. Tapi Key bersikeras bahwa itu bukan miliknya. Ia memaksa Hyeri untuk membawa cake itu pada pelayan yang berdiri di meja kasir.

Hyeri berdecak, padahal ia tengah menikmati Taro bubble tea-nya. Lalu dengan malas beranjak menuju meja kasir. Sepanjang jalan ia mengutuki Key, memikirkan bagaimana menyebalkannya lelaki itu setelah mereka menikah nanti. Tentunya Hyeri akan menjadi pembantu paling sibuk sedunia karena harus mengurus hal-hal sepele yang seharusnya bisa Key kerjakan sendiri.

Beberapa meter lagi Hyeri bisa menjangkau meja kasir, ia melihat lelaki dengan t-shirt putih berjalan berlawanan arah dengannya. Lelaki itu menatap ke berbagai arah. Hyeri menggeser langkahnya ke kiri, karena takut lelaki itu akan menabraknya. Lalu, saat jarak mereka semakin dekat, si lelaki menggeser langkahnya ke kanan.

Bruuukkkkk… praaangggg….

Piring kecil berisi cake lemon milik Key jatuh ke lantai dan cake itu sempat mengenai bagian dada Hyeri sebelum ikut jatuh ke lantai. Hyeri memekik tertahan. Key pasti akan mengomelinya karena hal ini.

“Maaf.” Lelaki di hadapan Hyeri menyodorkan sapu tangan berwarna maroon. Hyeri meraihnya cepat dan mulai membersihkan krim cake yang menempel pada bagian dada kemejanya. “Kau tidak apa-apa?”

Suara lelaki itu terdengar begitu merdu di telinga Hyeri. Bahkan Hyeri sempat membayangkan bagaimana merdunya suara lelaki itu jika bernyanyi. Oh! Bahkan Hyeri bisa merasakan lelaki itu sedikit menundukkan kepalanya agar bisa melihat wajah Hyeri.

“Tidak. Hanya saja cake ini-“ kalimat Hyeri terhenti saat ia mengangkat wajahnya dan menatap mata lelaki yang berdiri di hadapannya.

Seperti terhipnotis, Hyeri hanya bisa terpaku. Tangannya yang masih membersihkan bagian dada kemejanya pun ikut berhenti. Seperti sebuah adegan dalam film yang tiba-tiba di-pause. Hyeri hanya menatap sepasang mata bulat di hadapannya. Ia jelas tidak mengenali lelaki ini, tapi mengapa rasanya ia begitu dekat dengannya? Lelaki itu seperti sebuah memori panjang yang hilang dalam kepala Hyeri. Dan kini kembali bertemu, tapi tak bisa mengingat apa yang telah dilalui.

Dada Hyeri berdebar saat lelaki itu pun menatapnya dengan cara yang sama, seolah memikirkan hal yang sama. Lalu entah bagaimana, Hyeri merasa ada kebahagiaan yang membuncah dalam dadanya. Kebahagiaan seperti saat Hyeri menemukan uang di saku celana kotornya. Hyeri ingin menanyakan sekiranya ia pernah bertemu dengan lelaki ini sebelumnya, tapi ia merasa suasana ini terlalu indah untuk dilewatkan. Ia merasa tatapan mata itu sangat hangat, membangkitkan rasa rindu aneh yang tak pernah Hyeri rasakan.

Lalu dalam pikirannya, Hyeri berteriak dan memeluk lelaki di hadapannya tanpa alasan. Yeah! Tanpa alasan! Ia tidak mengerti, tapi itulah yang ingin ia lakukan. Hyeri masih berusaha mengingat di mana ia pernah bertemu lelaki itu saat sebuah suara menginterupsi dari belakangnya.

“Kau ini lama sekali, Miss. Hei! Apa yang terjadi?”

“Key!” Lelaki di hadapan Hyeri mengalihkan pandangannya. Menatap Key yang berdiri di belakang Hyeri.

Hei! Ia mengenal Key? Batin Hyeri.

“Kim Jonghyun?” intonasi suara Key terdengar begitu sinis. Seolah ia tengah bertemu dengan musuh besarnya dalam situasi yang tidak menguntungkan.

Hyeri menatap Key dan Jonghyun bergantian. Ternyata lelaki itulah yang ada dalam kontrak perjanjiannya dengan Key. Lelaki bernama Kim Jonghyun yang tidak boleh didekati Hyeri, lelaki yang kelihatannya sangat dibenci oleh Key. Sekaligus lelaki yang entah bagaimana terasa begitu dekat bagi Hyeri.

Key dan Jonghyun mulai berbincang sinis. Beberapa kali Hyeri menangkap senyuman kecil dari Jonghyun. Manis. Kim Jonghyun benar-benar manis dan tampan. Ia tetap menanggapi dengan tenang setiap kalimat sinis dari Key. Membuat Hyeri sempat berpikir bahwa Jonghyun bukanlah orang yang patut untuk dijauhi dan jika ia boleh memilih siapa yang benar dan salah antara Key dan Jonghyun. Maka Keylah yang salah.

“Ayo Miss. Kita pergi!” Key menarik tangan Hyeri.

Hyeri tidak sempat melakukan perlawanan saat tangan Jonghyun menahannya. Sebuah sentuhan hangat di pergelangan tangannya, terasa begitu kontras dengan tarikan paksa Key di pergelangan tangannya yang lain.

“Namaku Kim Jonghyun. Senang bertemu denganmu.” Jonghyun tersenyum kecil. Seolah mengatakan pada Hyeri bahwa lelaki itu akan menemuinya lagi di lain waktu.

Hyeri menyebutkan namanya sebelum akhirnya membiarkan Key menariknya menjauh. Hyeri kembali menoleh, menatap lagi Jonghyun yang masih berdiri di tempatnya. Memandang Hyeri dengan seulas senyum yang begitu Hyeri kenal. Seperti seseorang di masa lalu yang sempat hilang.

Dalam pikirannya, Hyeri berusaha mencari tahu memori mana yang telah ia lupakan. Karena Kim Jonghyun, seperti bagian dari dirinya yang hilang. Seperti kepingan puzzle yang kembali ditemukan dan Hyeri harus memasangnya kembali agar semuanya menjadi sempurna.

END OF FLASHBACK

 

***

Hyeri membuka pintu kamar mandi dan mendapati tak ada Key di dalam kamar. Ia lalu berjalan ke ruang tengah tempat di mana ia terbangun tadi. Tetap tak ada! Dan semua tempat di dalam kamar. Lelaki itu tetap tak ada. Hyeri menghela nafas pelan, ia merasa lega karena keabsenan Key membuatnya sedikit memiliki ruang.

Hyeri mengunci pintu masuk, lalu melangkah menuju kamar tidur. Ia telah berbaring saat ponselnya berbunyi dan memunculkan nama Lee Taemin di layar.

“Hyeri Nuna, apa malam pertama tidak berjalan mulus?”

Hyeri bisa mendengar kekehan dari Taemin. Dan memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan yang terasa bodoh itu.

“Key Hyung bilang ingin minum sampai pagi. Ah! Sepertinya ia belum siap untuk tidur denganmu, Nuna,” Taemin lalu tertawa. Dan Hyeri tahu, bahwa lelaki itu meneguk sejenis minuman keras sebelum melanjutkan kalimatnya. “Tidak usah cemas. Hyeri Nuna tidur saja, karena jika Key Hyung mabuk, aku akan membawanya ke kamarku bersama Jinki Hyung. Aku dan Jinki Hyung melindungimu. Haha. Jinjjayo! Aku tidak bisa memikirkan apa yang akan dilakukan Key Hyung padamu jika ia mabuk setelah sebelumnya kuceritakan banyak hal mengenai bagaimana merayu wanita.”

Hyeri hanya mengatakan pada Taemin untuk mengurus Key dan ia akan tidur nyenyak malam ini. Tidak menanggapi celotehan anak muda itu adalah pilihan yang tepat bagi Hyeri. Selain itu, ia rasa Key tengah memberinya ruang saat ini. Oh! Ataukah ia marah karena pembicaraannya tentang Kim Jonghyun tadi?

Hyeri mematikan lampu dan menyalakan lampu tidur. Kembali merengsek ke atas ranjang. Menyelimuti tubuhnya sebelum akhirnya mulai terlelap.

***

Hyeri terbangun saat sebuah ketukan seperti orang kesetanan terdengar di telinganya. Ketukan itu begitu mengganggu dan berulang-ulang. Hyeri beranjak dari ranjang, merasa sedikit pusing karena rasa terkejutnya. Pukul 2 dini hari saat Hyeri berjalan melewati jam kecil di nakas.

“Ya… sebentar.” Hyeri melangkah cepat sambil mengucek matanya. Mengira-ngira siapa yang mengetuk pintu pada pukul 2 dini hari dengan ketukan yang memekakan telinga. Dan dalam hitungan detik, ia segera mengetahui siapa yang mengetuk pintu dengan cara yang tidak sopan seperti itu.

Klek

“Hei Miss, kau tidak seharusnya mengijinkan lelaki brengsek itu memanggilmu…nyemm… apa tadi? Nuna?” Key menyeruak masuk dengan tubuh sempoyongan. Bau alkohol tercium pekat dari tubuhnya. Lelaki itu lalu menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa.

Kedua mata Hyeri mengikuti Key, lalu menautkan kedua alisnya dan berpikir, bukankah Lee Taemin bilang Key akan tidur di kamarnya? Lantas, kemana lelaki cantik itu?

Hyeri melangkah menuju sofa, menatap Key sebal. Di dunia ini, Hyeri paling tidak suka mengurusi orang yang sedang mabuk karena itu sangat merepotkan. Ia tidak suka disuruh mengganti pakaian orang mabuk, atau membuatkan minuman untuk menghilangkan mabuk. Dan yang selalu Hyeri pikirkan saat menghadapi orang mabuk adalah menceburkannya ke dalam bak mandi berisi air dingin.

Key yang kini tertelungkup seperti orang bodoh di atas sofa mulai menggeliat, menggerak-gerakkan tangannya seperti sedang memukul. Lelaki itu lalu membuka matanya dan bangkit, terduduk di sofa.

“Kau! Tidak seharusnya kau mengijinkan si brengsek itu…” Key menatap Hyeri, lalu menunjuk-nunjuk Hyeri dengan jari tangannya. “kau tahu aku tidak suka kalah dari siapapun, apalagi dari lelaki brengsek itu! Dan kau!” Key terkekeh. “Kau membuatku terlihat bodoh di depannya. Kuberitahu,” Key lalu bangkit, berhambur ke arah Hyeri dan segera menyudutkan gadis itu ke dinding dekat kamar.

Hyeri terkejut dan jantungnya berdebar tak karuan. Baru kali ini ia merasa takut menghadapi Key. Karena lelaki itu sedang dipengaruhi minuman keras, hal yang buruk bisa saja terjadi.

“Tidak ada yang boleh menyentuh apa pun yang menjadi milikku kecuali aku mengijinkannya,” Key menatap Hyeri, mulai merengsek mendekati wajahnya. Jari-jari tangan kanannya bergerak menyentuh sisi kiri wajah Hyeri. “tidak ada yang boleh memanggilmu dengan panggilan yang terdengar istimewa tanpa seijinku-“

“Key, kau mabuk! Hentikan dan-“

I’m so serious!” Key mendorong lagi tubuh Hyeri meski punggung Hyeri telah menyentuh dinding.

Hyeri mulai merasa tidak nyaman. Ia berusaha mendorong tubuh Key menjauh, tapi lelaki itu semakin menghimpitnya ke dinding. Bahkan Hyeri memundurkan wajahnya, pikirannya mulai memikirkan hal-hal tidak beres.

“Kau! Mulai hari ini,” Key berbisik. “Tidak ada yang boleh memanggilmu sesuka hatinya tanpa seijinku. Karena kau,” Kini Key mendekatkan wajahnya ke wajah Hyeri. Terus mendekat hingga tak ada jarak. “Milikku.”

Hyeri telah memejamkan matanya, dengan kedua tangan yang terkepal menahan rasa takut. Satu,dua,tiga, Hyeri menghitung dalam hati saat ia tidak merasakan apa pun dan justru mendapati wajah Key terbenam di leher kirinya. Tak bergerak sama sekali. Hyeri menghela nafas lega, lelaki itu tertidur.

Sesaat Hyeri membiarkan tubuh Key yang bertumpu sepenuhnya pada dirinya. Lelaki itu seperti seorang anak kecil yang tertidur dalam pelukan ibunya. Hyeri kembali mencerna kalimat-kalimat yang diutarakan Key barusan. Dan seketika wajahnya memanas. Orang yang sedang mabuk biasanya tidak pernah berbohong dan Key baru saja mengklaim Hyeri sebagai miliknya. Dan mengapa rasanya menyenangkan saat ada seseorang yang memilikinya, tidak suka saat ada orang lain yang berusaha menyentuhnya. Hyeri tidak pernah berpacaran serius sebelumnya, dan baru kali ini ia merasakan tubuhnya seperti melayang hanya karena mendengar ucapan bahwa dirinya adalah milik Key.

Sambil mengatur nafasnya yang mulai tak beraturan karena gugup, Hyeri menyusupkan kedua tangannya, melingkari pinggang Key, ia mendongakkan kepalanya sedikit. Lalu memutuskan untuk membiarkan dirinya dan Key seperti ini, bersamaan dengan senyuman kecil yang terukir di wajahnya.

***

“Park Chanyeol!” Hwayong kembali memanggil nama kekasihnya. Kedua matanya tak lepas dari Chanyeol yang tengah mengunyah bungeoppang di hadapannya.

“Apa?” Chanyeol menanggapinya santai. Padahal, entah sudah berapa kali Hwayong menanyakan hal yang sama.

“Kau ini bodoh, ya? Kau tidak dengar pertanyaanku?” Hwayong mulai tak sabaran. Ia yakin  betul bahwa kali ini Chanyeol sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Dan Hwayong sangat ingin tahu.

Hwayong mendesah pelan, menegakkan punggungnya. “Kuulangi sekali lagi dan jangan berusaha mengalihkan pembicaraan ini.” Chanyeol tak menanggapi, tetap asyik dengan bungeoppang-nya. “Bagaimana bisa kau salah naik pesawat?”

“Semua orang bisa salah naik pesawat.” Tanggap Chanyeol singkat.

“Lalu, bagaimana bisa kau naik pesawat untuk penerbangan ke Afrika sementara tujuanmu adalah Jepang?” kali ini Hwayong menatap Chanyeol dengan tatapan perangnya. Tak ingin jika lelaki itu menghindari pembicaraan ini.

Park Chanyeol sudah menjadi kekasih Kim Hwayong satu setengah tahun ini. Lelaki itu senang bercanda, tapi tidak pernah menyembunyikan apa pun dari Hwayong. Seminggu yang lalu, Chanyeol mengatakan bahwa ia harus pergi ke Jepang untuk melakukan dinas kantor selama tiga hari. Konyolnya, di hari keberangkatannya, pihak bandara menghubungi Hwayong dan mengatakan bahwa Chanyeol memiliki masalah. Pihak bandara sempat mengatakan bahwa Chanyeol sengaja melakukan kesalahan ini. Lelaki itu sengaja menukar passport-nya dengan lelaki lain bernama Choi Minho. Park Chanyeol lolos hingga masuk dalam pesawat karena entah bagaimana petugas bandara menganggapnya sebagai Choi Minho seperti tertera para passport yang ia pegang.

Chanyeol sendiri yang mengatakan bahwa ia baru menyadari passport-nya tertukar saat tengah memasukkan passport-nya ke dalam saku jaket. Ia membuka passport dan mendapati nama Choi Minho di sana. Ia lalu meminta turun dari pesawat dan membuat keributan kecil karena menghambat keberangkatan selama tiga menit.

Chanyeol meraih tissue yang disediakan café di mejanya, mengelap area mulutnya. “Suatu hari aku akan menceritakannya. Yang kau perlukan hanya memercayaiku. Tidak ada wanita lain!” sahut Chanyeol enteng. Dan tentu saja bukan itu yang ingin didengar Hwayong.

Hwayong menghela nafas, meneguk lagi air mineralnya. “Kalau begitu beritahu aku, siapa itu Choi Minho?”

=TBC=

A.N :

Hayee! Posternya baru! .heheh. Menandakan kehidupan pernikahan Key-Ri telah dimulai. Eh, kalo diliat dari poster yang lalu dan yang ini, ada yang bisa nebak ga bakalan kaya gimana kehidupan rumah tangga Key-Ri? Ini nanya aja loh.
Seperti biasa ya, mau part berikutnya cepat muncul? komen yang banyak!!! .heheh.

21 thoughts on “Excuse me, Miss – Part 11

  1. Eonni mianhae, di part sebelumnya aku ga sempet komen. Maklum lagi ujian 😦
    Akhirnya mereka nikah juga. Ga sabar liat kehidupan pernikahan (palsu) mereka XD Aku agak terkejut baca bagian Key yg mabuk. Itu lebih sweet dari yg aku bayangin. Walaupun sempet degdegan Key sampe ngehimpit Hyeri ke dinding, ternyata ga terjadi apa2. Agak kecewa sih sebenernya #eh? XD

    Ihhh waaaw ada nama aku disana. Bisa diserang fansnya Chanyeol ni gara2 aku marahin dia + jadi yeojachingunya pula 😀 #kabuuurr

    • Iya, gpp ko. Kan kamu udah baca juga pas nge-betain.heheh.
      .eheheh. aku cuma kepikiran segitu aja. Di awal udah kebanyakan kisseu mereka berdua, kisseu-nya disimpen aja buat ntar2.heheh.

      Chanyeol+Hwayong, cameo yang bkin penasaran.heheh.

  2. wahhhhhh….. komenku awal juga, walaupun bukan yg pertama.. hehehehe….
    akhirnya Key-Ri nikah juga.. senangnyaaaaaaaaaaa…….#tabur bunga
    sepertinya akan ada pesaing lain selain minho nih…hemmmmm…. mulai panas…!!!!
    makin penasaran dg kehidupan masa lalu hyeri n hubungannya ma jjong, sepertinya mereka da hubungan istimewa deh..
    Key cemburu ma jjong??? wah, awalnya yg bagus,hahaha…. masak cuma karna masalah panggilan aja diributin?!! dasar konci..!!!
    dasar evil maknae, bilangnya mau melindungi tapi ujungnya juga biarin Key pulang,, dasar tataem!!
    Hyeri ingetnya ma adegan ciuman mulu, mpe takut bgt mau dicium ma Key, knp g jadi thor??
    tapi tak apalah.. endingnya manis kok, walaupun cm pelukan doank, hehe…
    hyeri mulai menaruh hati nih,, selamat ya…

    lho??lho?? kok ada nae dongsaeng My Chanyeol muncul disini?? jadi siapa dia?? cuma cameo saja kah?? lalu minho jadinya kemana?? jepang?
    lo dilihat dari poster aku blum bisa nebak jalan ceritanya, jadi makin penasaran…..

    • Pesaing Key mulai bermunculan, tinggal konflik yang lainnya biar tambah pusing ^^v .hahahah.

      Semua member SHINee udah punya peran, jadi aku pake Chanyeol. mudah2an ga ada yang keberatan akku pake member EXO.ekekek.

  3. Annyeong~ aku reader baru
    maaf ya baru komen sekarang padahal aku udah baca kemarin dari part 1 sampe ini hehehe maaf juga komen di part ini doang ._.v
    Suka suka~ paling demen baca ff yg key nya rada nyebelin songong gimana gitu wks. Choi Minho-Chanyeol o_O mreka emang agak mirip sih pantes petugas bandaranya gak nyadar lol Jadi Minho sekarang di Jepang? wah
    terus itu aku penasaran si key masih ada perasaan gak sama minhee? kayaknya kagak sih *sotoy* Atuhlah itu key-hyeri udah keliatan saling suka. Oya suka juga sama Duo lee *-* aduh tetem playboy biasa coba jinki jadi playboy/? tapi sukalah ‘-‘)/ terus itu jonghyhun sama hyeri kayak ada rasa gimana gitu ya,kalo baca part 10 aku nebak mereka kembar yg terpisah/? etapi hyeri tuaan dr jonghyun jadi nebak hyeri kakaknya jjong yg diculik/? wk.
    Penasaran sama kehidupan key-hyeri ‘-‘)/ ditunggu konflik/? yg lebih seru
    Fighting euncha ssi

  4. huaaa…. akhirnya muncul juga part selanjutnya…
    ada apa dengan kim jonghyun?? jangan sampai min hyeri kepincut sama dia,, hmm berati pas mabuk itu key uda bener2 ngaku kalo dia suka sama hyerii, dan hyeri juga kayaknya uda mulai suka sama key…
    makin prnasaran juga sama kelanjutannya kisah choi minho….

    pokoknya ditunggu part selanjutnya ya…. fighting….
    makasii uda publish part 11 ini….

  5. Aahh makin penasaran nihh dg hubungan Hyeri-Jonghyun. Apa mngkin bener mrk saudara?? kmrn liat komen d.part sblmnya ad yg nebak klo mngkin mrk saudara, nahh baca part ini aku jd mikir gt jg.. aplg kilasan yg dliht Hyeri. bayi yg dia liat psti jjong yaa? tp ap yg trjdi? koq ad laki2 yg bawa pisau segala? ._.

    Kkk Key cemburu, Hyeri mnikmati posisinya dg key dan senang krn Key blg klo Hyeri milik Key. asikkk udh mulai tumbuhh cm blm sdr aj..bgus..bagusss…

    Wahh ad cast baru.. Chanyeol siapa? dia smpai nuker pasportnya dgn punya minho, brrati dia g mau minho nya ke afrika..dia siapa sihh? ._.
    Oiyaa td dpet 1 typo -> “aku akan membawanya ke kamark kamarku bersama Jinki Hyung”

  6. aku belum bisa nebak un, *natap poster*

    jadi bnr nh ada udang d blik bakwan antra hubungan hyeri dan jjong ????
    it pas hyeri sesek nympe pingsan gara” inget masa lalu d mata jonghyun kayanya *perkiraan ngaco.

    bagus key, gw ska gaya loe.hehe cemburu nie cma gara” hal sepele smpe blg hyeri milikmu. hyeri memang milikmu makan ny cpt sadar km jth cnta k istrimu.
    demi apa aku ska bgt sma scene pas key tertidur d leher hyeri un. itu manis bgt, d tmbh hyeri ny blas meluk smbl senyum”. ow ow ow nice view kalo liat lgsg.

    okey, aku makin pnsaran sm ini crta, next chap ny d tunggu lg. .
    cptin ya un.hehe fighting 😉

  7. daebakkkk……….luwes bgd bcanya…unbelieveable byk hal yg tak trduga tjdi…chingu bsaan bkin readers curious about to death ni klo alo didramain ditipi aq ikut audisi jd hyeri nya wuaaaaaaaa….how wonderful to be kim kibum’s wife is,, mianhae chingu ru ninggalin comment skrg pdhl dah ngikutin ri jman archangel tapiii ya tu da mslh sma email…….

  8. bagus part 11 udah post…
    wuuuuuaaahhhhh chanyeol ada disni, #LEBAYY#..
    klw sehun dgn luhan ada ngak eonni…?

    Ksihan deh minhoo, Udah minho dtang aja krmah heyri ngak ush kjpang….

    Eonni aku kra tdi nicole tdak kan dtang sking ptah hatiny, mlahan aku pikir mngkin nicole akn bunuh diri sma sparti minhee,,, eehhh tau2 nya dia mlah brbincang2 akrab dgn key, dan syukur deh perbncangan antra nicole dan key membuat hyeri cmburu…

    eonni part brikutnya bkinlah lgi key-ri couple mnydari prsaan merka masing2, soalny aku sdah tdak sbar ingin mmbca bgaimna key memprlakukan hyeri dgan sikap romantisnya itu… hehehehehe

    ya udah part brikutnya buruan ya eonni,, heyri tunggu….

    • Luhan sama Sehunnya ga akan ada di sini, Heyri. Nanti bisa2 jadi ff Exo.hihi. ^^v
      Chanyeol cuma lewat aja.

      oKEY, part berikutnya tolong dinantikan yaa. Semoga Key-Ri couple segera bersatu *?*

  9. Lelahnya Hyeri menjadi Nyonya Kim. Kekekeke~
    penasaran banget sama Hyeri dan Jonghyun ada keterkaitan apasih?? :/

    “Jika berpasangan denganku, pasti tidak
    akan sesakit ini.” Gurau Jonghyun. Hahahahaha~~ Kim Jonghyun lucu banget serius! XD

    Hei! Hei! Miss, kau mengingat2 ciuman pertamamu yaahh???!! Hahayy
    Key orangnya egois yah? Tapi gapapah klo sama Hyeri mah 😀
    lanjut next chap~ makin sweet aja tiap part ka euncha.

  10. Ya niii posterna daebakkkk….ckep suka…suka…., haduuuhhh saya mkin pnsaran siapa Kim Jong Hyun…apa dia prnah ada dimasa lalu Hyeri? Ampunnn smga Jjong tdk mjdi bnalu dlam prnikahan Key,, waooooo hghghghghgg…kirain bkal tjd sesuatu yg diinginkan pi smuana buyar pas dede Taemin blang mlm prtamanya ga lncar Noona??…#uhmmm brharap sat tu tjd bkal lbih romantis…..gludakkkk pa cyeeee jgn viktor diiih ah,,, pi Miss Hyeri jga slalu pasrah alo udh skinship ma Key hehehhe ga nahan kali dia….dicium dia ga kuat nglwan skrng dg posisi Key bgtu dy nikmatin kkekekekeke ga usah malu2 Miss…saya dkung kok…..#ngeeeekkk

  11. Kim Jonghyun jadi siapanya Hyeri ??
    kok Key sinis banget sama Jjong , trus sikap Jjong disini manis banget… biasanya orang yg tabrak-menabrak(?) kan lngsung marah, tapi Jjong malah~~
    aigoo… good job ^~^

Leave a reply to santy Cancel reply