Excuse me, Miss – Part 6

excuse-me-missPart 6 – Trial

Main cast :

Kim Kibum [Key] | Min Hyeri | Choi Minho

Supporting cast :

The rest of  SHINee’s members | Choi Minhee (OC) | Nicole (KARA)

Author             : Song Eun cha

Length             : Sequel

Genre              :  Romance, Life, Friendship

Rating              : PG 15

Credit poster : Jiell

Hayeee, part 6 sudah muncul. Maaf kalo lamanya minta amplop *bow*
Kali ini, Euncha mengharapkan kalian memberi masukan juga soal cara penulisan, kesalahan, dll yg tidak sreg dengan kalian. Tenang aja, Euncha g akan marah ko kalo kalian menyampaikan kritik dgn baik dan langsung.
Kalo yang ngerasa tulisan ini bikin pusing bacanya, yah ga usah dibaca sih! rempong ameet. *plaaaakkkk*
Enjoy! ^^

Hyeri tidak menyadari kapan si mata rubah menyudahi ciumannya. Kini lelaki itu menatapnya, seolah menunggu Hyeri memberi tanggapan atas ciuman tadi. Tak ada tanggapan, Hyeri masih tidak bisa menguasai dirinya. Semuanya terasa begitu cepat seperti sebuah mimpi. Lalu si mata rubah kembali mendekat, menyentuh pipi kiri Hyeri dan mencium bibirnya lagi. Hanya ciuman singkat.

Si mata rubah tersenyum, bagaimanapun, ia memang menikmati ciuman itu. “Aku akan datang lagi. Jadi, persiapkan jawabanmu.” Ucapnya singkat lalu berlalu begitu saja dan berjalan ringan menuju pintu.

Blam

Terdengar suara pintu depan. Hyeri masih membeku. Semuanya seperti sebuah mimpi, terjadi begitu cepat dan tidak masuk akal. Hyeri mendengus setelah kesadarannya kembali, terkekeh pelan karena perbuatan bodohnya. Ia kemudian melirik ke arah pintu depan yang telah tertutup rapat. Apa lelaki itu sudah gila? Ia menawari sebuah pekerjaan paling bodoh yang pernah Hyeri dengar. Pekerjaan sebagai istri bayaran. Sinting! Batin Hyeri.

Hyeri bangkit, hendak menuju kamar adiknya saat kedua matanya menangkap sesuatu di atas meja. Kotak berwarna coklat kekuningan. Lantas didekatinya kotak itu, mengelus permukaannya perlahan. Sial! ia benar-benar lupa. Ia meninggalkan kotak berisi dress dan sepatu cantik dari Minho. Lalu si mata rubah, lelaki itu yang membawanya ke dalam rumah. Wait! Apa ia melihat isinya? Ah! Sudah pasti! Batin Hyeri. Ia mendesah pelan, memijat antara kedua matanya.

Hyeri meraih kotaknya, lalu melangkah gontai. Kini, ada dua pertanyaan besar yang harus ia jawab. Pertanyaan yang mungkin akan mengubah hidupnya. Yeah! Sebuah perubahan besar yang akan membuat hidup keluarganya menjadi jauh lebih baik. Tapi, pertanyaan mana yang harus ia jawab ‘ya’?

***

Ruang tamu yang cukup luas itu terasa kaku dan tegang. Semua orang yang duduk di sofa empuk berwarna cokelat itu sibuk dengan pikiran masing-masing. Tak ada satu pun yang berani membuka mulut, takut kalimat singkat yang diucapkan bisa merusak segalanya.

Seorang pelayan dengan seragam berwarna hitam-putih berjalan pasti, mendekati orang-orang tersebut sambil membawa sebuah nampan berisi empat buah cangkir putih bercorak bunga, sebuah poci bermotif serupa dan piring berisi aneka biskuit. Ia menaruh cangkir berisi chamomile ke atas meja, diikuti poci dan piring biskuit. Lantas berlalu begitu saja, seperti sebuah intermezo.

Empat orang yang duduk saling berhadapan itu mendesah pelan. Berusaha menghirup udara segar sebanyak yang mereka bisa. “Mari, kita minum dulu. Ini chamomile, baik untuk relaksasi.” Seorang wanita paruh baya berambut sebahu berusaha mencairkan suasana. Lantas ia meraih cangkir di hadapannya, tersenyum kecil sebelum menyesapnya anggun. Tiga orang lainnya mengikuti, memaksakan diri mengukir senyum lalu menyesap chamomile dalam cangkir masing-masing.

Tuan Kim berdeham, menaruh cangkirnya perlahan. “Sebenarnya, hal ini bisa dibilang memalukan,” ia membuka pembicaraan. Nyonya Kim lalu menundukkan kepalanya, rasanya ia tidak berani menatap pasangan Jung yang duduk di hadapannya. “Beberapa hari ini aku berpikir, apakah aku sudah melakukan sebuah kesalahan dengan melakukan perjodohan ini?” tanyanya yang lebih ditujukkan pada diri sendiri. “Aku takut, apa yang telah kita pilih justru membuat anak-anak kita tidak senang.”

Tuan Jung yang duduk di hadapannya berdeham, menaruh cangkir perlahan. Lalu ia menegakkan punggungnya, “Apa ini ada hubungannya dengan pembatalan pernikahan?” tanyanya.

Pasangan Kim terkejut, tapi dengan sukses menyembunyikannya dalam sebuah ketenangan layaknya para noble. “Nicole mengatakan sesuatu?” tanya Nyonya Kim. Kedua matanya membulat, sementara dadanya mulai berdegup tak karuan.

“Tidak.” Jawab Tuan Jung datar. Ia lantas tersenyum kecil, mengabsen pasangan Kim. “Aku bisa menebaknya dengan mudah. Lagipula,” ia meraih lagi cangkirnya, menyesap isinya perlahan. “Kibum tidak terlihat senang dengan perjodohan ini sejak kita mengatakannya pada mereka.”

Sesaat, hanya keheningan yang menguasai atmosfir ruang tamu. Mereka sibuk memikirkan kalimat paling tepat untuk menyampaikan pemikiran mereka. “Aku tahu, aku telah melakukan kesalahan dengan membuat perjodohan ini,” Tuan Kim kembali membuka pembicaraan. “Kibum tumbuh menjadi anak yang sangat nakal. Ia suka berkelahi, mabuk, bahkan ia juga sering melakukan balapan liar seperti berandalan. Ini memalukan,” lantas Tuan Kim menundukkan kepalanya, merasa tidak kuat untuk menjelaskan seberapa buruknya Kibum saat ini.

Nyonya Kim mengulurkan tangannya, menggenggam tangan kiri Tuan Kim seolah mengatakan bahwa semuanya tidak seburuk yang ia pikirkan. “Tidak apa, Yeobo. Teruskan.” Pintanya lembut.

“Aku berpikiran bahwa dengan menikahkan Kibum akan membuatnya berubah. Sungguh pemikiran yang picik.” Terang Tuan Kim. Raut wajahnya berubah, ia terlihat begitu kecewa dan merasa bersalah. “Nicole adalah teman Kibum sejak kecil. Kurasa ialah yang paling mengerti Kibum.”

Tuan Jung mengangguk pelan seraya menghembuskan nafas. Ia merasa perbincangan ini akan segera menuju inti. “Aku mengerti. Anak-anak kita sudah dalam usia yang pantas untuk membangun kehidupan rumah tangga. Aku pun berpikir bahwa mereka begitu cocok dan saling memahami, tapi…” Tuan Jung menggantungkan kalimatnya, membuat tiga lainnya menatapnya. Ia kembali menyesap chamomile-nya, lalu melanjutkan “aku masih ragu apakah Kibum bisa bertanggung jawab.” Ucapnya datar. Seolah apa yang baru saja ia ucapkan adalah hal sepele.

Pasangan Kim saling berpandangan. Sudah jelas apa yang diucapkan Tuan Jung menyinggung perasaan mereka. Lantas Tuan Kim mengangguk cepat. “Bahkan Kibum belum bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri.” Nyonya Kim meremas tangan suaminya, sebagai bentuk protes akan apa yang baru saja dilontarkan. Tapi Tuan Kim tidak menanggapi dan memilih untuk melanjutukan kalimatnya. “Jadi aku berpikir,” Tuan Kim diam sejenak. “Adalah suatu hal yang kurang pantas jika aku menikahkan Kibum dengan Nicole. Nicole adalah gadis yang baik dan periang, ia pantas mendapatkan pasangan yang bertanggung jawab. Bukan yang seperti Kibum.”

“Lalu, bagaimana kau akan mendidik putramu?” tanya Tuan Jung. Ia terlihat lebih rileks dan kini mulai meraih biskuit berbentuk persegi.

“Bagiku, tidak ada pilihan lain lagi untuk membuat Kibum jera. Aku tetap akan menikahkannya agar ia bisa belajar bertanggung jawab.”

“Dengan siapa?” Nyonya Jung mulai angkat bicara.

“Aku akan mencarikan gadis lain untuknya. Maaf untuk mengatakan hal ini.” Tuan Kim menundukkan kepalanya. Ia benar-benar kehilangan muka di hadapan pasangan Jung.

“Sebenarnya, aku lebih memikirkan Nicole. Ia begitu senang mendengar berita pernikahan ini. Kalian tahu, wanita lebih peka terhadap sebuah perasaan. Tapi, apa yang baru saja dibicarakan memang benar. Aku pun tidak rela menyerahkan putriku pada Kibum yang bahkan belum bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri.” Terang Nyonya Jung panjang lebar.

Hening kembali menyelimuti mereka. Hingga Nyonya Jung kembali membuka mulut. “Tapi, tidakkah kita memberi kesempatan pada Kibum untuk berusaha bertanggung jawab jika ia menikah dengan Nicole?”

Nyonya Kim diam, ia menyesap lagi chamomile-nya. “Aku telah berpikir, bukankah yang paling penting dari semua ini adalah kebahagiaan? Tujuan dua manusia menikah adalah untuk mendapat kebahagiaan. Lantas, bagaimana bisa kita memaksakan pernikahan ini pada Kibum dan Nicole jika mereka tidak saling mencintai?” akhirnya kalimat itu meluncur dari mulut Nyonya Kim. Membuat pasangan Jung dan bahkan Tuan Kim terlonjak.

“Ti-tidak saling mencintai? Apa maksudmu?” tanya Nyonya Jung. Air mukanya berubah, terlihat bahwa ia tidak senang dengan apa yang dikatakan Nyonya Kim barusan.

“Ini menyakitkan, tapi ini adalah kebenaran dan aku harus memberitahukannya,” Nyonya Kim tidak peduli jika pembicaraan ini berujung pada sebuah permasalahan lain. Ia hanya tidak suka bagaimana pasangan Jung yang telah lama ia kenal itu mengatakan hal buruk tentang Kibum. Bagaimanapun, Nyonya Kim adalah ibu kandung Kibum. Ia tidak bisa menerima jika ada orang yang menjelekkan Kibum, meski pada kenyataannya Kibum memang bukan anak yang baik.

“Kebenaran?” Tuan Jung mengernyitkan dahi.

“Kibum tidak menyukai Nicole. Maksudku, ia tidak mencintainya-“

Yeobo!” Tuan Kim berusaha menghentikan.

“Mereka hanya teman yang saling memahami sejak kecil. Tapi seharusnya aku memikirkan hal ini sejak awal, teman baik bukan berarti akan saling jatuh cinta ketika tumbuh menjadi dewasa.”

Yeobo!” Lagi, Tuan Kim berusaha menghentikan ucapan istrinya yang tidak pantas didengar oleh pasangan Jung.

Tapi Nyonya Kim bergeming, ia tetap melanjutkan kalimatnya. “Kibum mengatakan pada kami bahwa ia memiliki gadis yang ia cintai dan ingin ia nikahi. Itulah sebabnya pernikahan ini harus dibatalkan. Aku adalah seorang wanita, dan tidak akan senang jika menikah dengan laki-laki yang tidak mencintaiku. Maka dari itu-“

“Aku setuju pernikahan ini dibatalkan.” Sambar Tuan Jung. Lelaki itu terlihat tenang meski sebenarnya seluruh otot wajahnya menegang. Lelaki itu berusaha menahan emosinya. “Aku tidak bisa menyerahkan putriku pada lelaki yang tidak bisa bertanggung jawab.” Lanjutnya.

“Keputusan yang tepat. Kita harus segera memberitahu Kibum dan Nicole tentang hal ini.” tanggap Nyonya Kim cepat. Ia tidak memberikan kesempatan pada suaminya untuk mengucapkan sepatah kata pun yang tidak lebih dari sebuah tindakan untuk menyelamatkan wajah mereka di hadapan pasangan Jung.

***

Lelaki itu kembali bangkit dari kursi kerja yang ia duduki. Lalu berjalan mondar-mandir. Ia gelisah, kedua matanya tak henti melirik arloji di tangan kirinya dan pintu. Ia tak sabar untuk bisa keluar dari ruangan itu.

“Tak bisakah kau tenang?” tanya gadis yang tengah berdiri di dekat jendela. Ia melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap jengkel pada lelaki yang sedari tadi tampak gelisah.

“Ck! Aku punya urusan penting!”

Si gadis melangkah mendekati lelaki itu. “Kau akan pergi ke suatu tempat? Ke mana?” tanyanya penuh rasa ingin tahu.

“Menemui seseorang.”

“Siapa?”

Si lelaki melirik si gadis, menatapnya seolah mengatakan bahwa si gadis tidak perlu tahu. “Orang yang sangat penting. Aish! Apa yang mereka bicarakan? Kenapa lama sekali?” dengus lelaki bernama Kim Kibum itu. Ia lalu kembali mondar-mandir.

“Apa aku mengenal orang itu?” tanya si gadis tak habis akal. Sebenarnya, sejak hari di mana Key mengatakan tentang pembatalan pernikahan, gadis ini tidak bisa tenang. Ia curiga tentang keberadaan ‘pilihan nomor tiga’ yang pernah dibahas Key.

Key mendelik, “Kurasa ya.” Jawabnya acuh tak acuh.

“Key, kau tahu apa yang dibicarakan orang tua kita?” gadis bernama Nicole itu berusaha mengalihkan perhatian Key.

Key segera berhenti mondar-mandir, ia menatap Nicole. “Apa?” tanyanya sok polos.

“Aku tidak yakin. Mungkin soal pernikahan.” Jawab Nicole.

“Pernikahan? Sudah kubilang kita tidak akan menikah, Jung Nicole,” Key terkekeh, lantas berjalan mendekati Nicole. “Kita ini sahabat baik. Aku menganggapmu sebagi saudaraku sendiri.” Key mengacak rambut Nicole sambil terkekeh.

“Saudara?” Nicole menjauhkan kepalanya dari jangkauan Key. Ia lalu membenahi rambut pirang sebahunya.

Geurae! Saudara! Kau seperti adik perempuanku.” Jawab Key tanpa dosa. Ia tidak tahu bahwa kalimatnya menyakiti Nicole.

Nicole terkekeh. “Lucu sekali!” dengusnya. Ia mendelik sebal, mana bisa Key memperlakukannya seperti ini? Setelah begitu banyak hal yang mereka lalui bersama. Mana bisa Key memperlakukannya seperti ini? batin Nicole.

“Kenapa wajahmu seperti itu? Kau tidak senang menjadi saudaraku?” tanya Key. Membuat Nicole benar-benar ingin menendangnya.

“Key-“

“Maaf, Tuan dan Nyonya meminta kalian berdua datang ke ruang tamu.” Seorang laki-laki berjas cokelat datang menginterupsi keduanya.

Key segera berjalan menuju pintu, ia terlihat tak sabaran. Sementara Nicole di belakangnya mengikuti tanpa henti mengomel.

***

“Oh! Minho-ssi?” Gadis bernama Min Hyeri itu membulatkan kedua matanya saat ia mendapati si pangeran tampan berada di halaman mini market tempatnya bekerja. Seperti biasa, lelaki itu bersandar pada kuda hitamnya. Melipat kedua tangan di depan dada seolah menunggu seorang putri.

Minho menoleh, sebuah senyuman terukir di wajah tampannya. Dengan cepat ia mendekati Hyeri, seolah ia telah menunggu begitu lama untuk bisa bertemu muka dengan gadis itu. “Shift-mu sudah selesai? Apa kau punya waktu untuk pergi bersamaku?” tanyanya tanpa basa-basi. Membuat Hyeri mau tak mau menundukkan kepalanya malu.

“Ke mana?” tanya Hyeri.

Minho memanyunkan bibirnya, kedua matanya berputar seolah memikirkan jawaban atas pertanyaan Hyeri. “Hemm… ke suatu tempat yang kusuka.” Jawabnya. Lantas kembali tersenyum sambil menundukkan kepalanya agar bisa melihat wajah Hyeri.

“Tempat… yang kau suka?” Hyeri mengerutkan dahinya. Lantas ia memberanikan diri menatap Minho. Mempertanyakan mengapa Minho memberi jawaban seperti itu. Yeah! Jawaban yang terdengar sedikit mencurigakan.

Minho terkekeh, lalu mengacak rambut Hyeri. Ia tahu benar apa yang dipikirkan gadis itu. “Aku tidak akan berbuat macam-macam. Hemmm,” Minho mengelus dagunya dengan ibu jari dan telunjuk. “Kau tahu, ketika sebuah perusahaan meluncurkan produk baru, mereka akan memberikan produk sampel untuk menarik perhatian konsumen,” terang Minho. Hyeri mengernyitkan dahinya. “Jika produk tersebut berupa barang seperti kosmetik, maka perusahaan akan memberi produk sampel dalam kemasan kecil. Tapi jika itu adalah produk yang menghasilkan suatu kepuasan bagi konsumen, maka perusahaan akan memberikan trial untuk produk tersebut.”

Hyeri mengangkat kedua alisnya, menandakan ia sama sekali tidak mengerti arah pembicaraan Minho. Minho terkekeh, memalingkan wajahnya geli sebelum ia kembali menjelaskan. “Aku menawarimu untuk menjadi pacar palsuku. Kau seperti seorang konsumen yang belum yakin akan produk yang kutawarkan, maka aku akan memberimu kesempatan untuk mencobanya. Agar kau yakin bahwa produk yang kutawarkan tidak akan membuatmu menyesal.” Terang Minho.

“Produk?” Hyeri lantas tertawa. Ia tidak mengerti mengapa Minho menganalogikannya dengan sebuah produk dan trial. Ah! Trial! Hyeri segera mengerti apa yang dimaksud Minho dengan trial. Itu artinya Minho datang untuk mengajaknya mencoba bagaimana rasanya menjadi pacar seorang Choi Minho. Ya Tuhan!

“Jadi, kau mau mencobanya?” tanya Minho. Ia tersenyum malu, seolah menggoda Hyeri.

“Men…cobanya?” tanya Hyeri ragu. Ia tidak tahu seperti apa yang dinamakan mencoba menjadi pacar Minho. Apa itu artinya Minho akan membawanya makan? Atau berjalan-jalan? Pikir Hyeri.

Minho mengangguk. “Benar! Kau harus mencoba bagaimana rasanya menjadi pacarku dan aku yakin kau akan menerima tawaranku. Kumohon, kau tidak boleh menolaknya.” Minho meraih kedua tangan Hyeri, lantas menatap Hyeri dengan kedua mata bulatnya yang indah. Membuat jantung Hyeri berdebar-debar.

“Minho-ssi, tapi aku harus bekerja.“ Hyeri tahu itu adalah alasan terbaik yang bisa ia pikirkan di tengah pesona Minho yang terus menghujamnya tanpa ampun. Sejujurnya, ia sendiri tidak mau melewatkan trial yang diberikan Minho. Tapi, ia tidak siap jika Minho akan meminta jawaban atas penawarannya. Hyeri masih perlu waktu untuk memikirkannya.

“Aku bisa mengatakan pada bos kedai ramenmu jika kau tidak akan masuk hari ini.”

“Mana bisa seperti itu? Aku akan-“

“Dia tidak akan berani memecat kekasih Choi Minho.” sambar Minho percaya diri. Kenyataannya, ia berusaha meyakinkan Hyeri untuk menerima tawarannya. Karena saat ini, Minhee semakin tidak bisa dikendalikan. Ini seperti sebuah rasa sakit dan Hyeri adalah obat penghilang rasa sakit yang harus segera didapat Minho agar ia bisa tetap bertahan.

“Minho-ssi-“

“Kumohon, Hyeri-ssi. Kau tidak akan menyesalinya. Sungguh!” Minho meremas tangan Hyeri. “Kumohon, aku berjanji kau tidak akan pernah menyesalinya. Aku benar-benar membutuhkan bantuanmu, Hyeri-ssi.” Pinta Minho. Lelaki itu memohon dengan raut muka yang menunjukkan bahwa tidak ada orang lain yang bisa membantunya selain Hyeri. “Kau harus menolongku, Hyeri-ssi. Aku berjanji tidak akan pernah melupakan kebaikanmu ini hingga aku mati.” Pintanya lagi.

Hyeri diam, menatap sepasang mata besar yang begitu indah. Di mana di dalamnya ada begitu banyak pesona yang tak bisa Hyeri elak. Benar! Ia begitu menyukai bagaimana sepasang mata besar itu menatapnya. Ia-Min Hyeri- menyukai Choi Minho. Bagaimanapun, tawaran ini juga merupakan sebuah bahaya bagi Hyeri. Ia takut jika dalam perjalanannya melakukan tugas sebagai pacar palsu Minho, ia akan semakin jatuh cinta pada lelaki itu. Ia takut pekerjaan ini akan menyakiti dirinya sendiri.

“Ikutlah bersamaku, Hyeri-ssi.” Uluran tangan Minho membuyarkan lamunan Hyeri. Ia menatap uluran tangan Minho dan sepasang mata besar itu bergantian. Jelas ada pergulatan kecil dalam benak Hyeri. Hingga entah bagaimana ia menyambut uluran tangan Minho dengan sebuah senyuman kecil.

***

Mobil hitam itu berhenti tepat di depan sebuah rumah mungil bercat putih. Seorang lelaki jangkung keluar dari mobil dan berlari kecil menuju pintu yang satunya lagi. Ia mengulurkan tangan kanannya untuk membawa si gadis ke luar dari mobil. Si gadis terlihat begitu canggung, lantas ia melepas genggaman tangan si lelaki saat ia telah berada di luar mobil. Mereka lalu berjalan beriringan menuju halaman.

“Terima kasih.” Ucap lelaki bernama Minho. Mata bulatnya berkilat-kilat, memancarkan kebahagiaan yang juga ia rasakan.

Hyeri hanya mengangguk, bagaimanapun ia juga merasa senang. Seharian ini ia menghabiskan waktu bersama Minho. Mencoba seperti apa rasanya menjadi kekasih seorang Choi Minho, dan jawabannya adalah seperti mimpi yang jadi kenyataan. Minho memperlakukannya seperti seorang puteri. Inilah yang Hyeri inginkan dalam hidupnya. Mendapatkan seorang lelaki sempurna yang akan menjadi pendampingnya.

Mereka menghabiskan waktu ke taman hiburan, mencoba begitu banyak wahana. Bahkan Minho tak pernah absen menggenggam tangan Hyeri. Melidungi Hyeri dari apa pun yang akan menyakitinya. Lalu mereka makan di sebuah rumah makan kecil tak jauh dari taman hiburan. Minho memesankan begitu banyak makanan yang ia katakan akan menambah enerji bagi Hyeri.

Mereka tertawa, membicarakan banyak hal lucu dan menyenangkan. Minho juga memesan es krim rasa cokelat sebagai menu penutup. Setelah itu, mereka berjalan-jalan di taman kota. Menghabiskan waktu mengobrol di bawah salah satu pohon rindang. Menceritakan tentang diri mereka masing-masing.

Kini, mereka tiba di depan pintu masuk. Hyeri berbalik, hingga mereka saling berhadapan. Ini sudah larut, bagaimanapun ia tidak akan mengajak Minho masuk bahkan untuk sebuah formalitas sekalipun. “Sampai jumpa.” Ucap Hyeri. Ia menatap Minho, seolah menunggu lelaki itu pergi.

Minho mengangguk, ada yang ingin ia sampaikan. Tapi, entah mengapa ia merasa jantungnya berdebar-debar. Apa ia terlalu berlebihan sepanjang hari ini? Apa ia sendiri yang justru menganggap permainan ciptaannya sebagai sebuah kenyataan?

“Sampai jumpa.” Ulang Hyeri lagi, seolah meminta Minho untuk segera beranjak.

“Sampai jumpa.” Balas Minho akhirnya. Lelaki itu berbalik dan melangkah pelan meninggalkan Hyeri.  Ada keraguan dalam setiap langkahnya, menimbangkan antara terus melangkah atau berbalik dan segera menyampaikan apa yang ingin ia sampaikan. Pikirannya masih menimbang saat kedua kakinya berbalik begitu saja tanpa perintah dari otak. “Hyeri-ssi,” ia tidak mengerti mengapa ia begitu menggebu-gebu untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia begitu ingin Hyeri mengabulkan permintaannya, membantunya untuk membuat Minhee menjauh darinya dengan sebuah kebohongan indah yang telah ia rangkai dalam pikiran.

Ne?” jawab Hyeri singkat. Ia tidak sempat memikirkan apa yang akan diucapkan Minho saat pelukan hangat itu tiba-tiba dirasakannya. Tubuhnya seketika membeku, seluruh alat geraknya lumpuh total.

“Hyeri-ssi, kumohon. Kau harus menjadi kekasihku. Aku memohon padamu.” bisik Minho di telinga Hyeri.

“Minho-ssi-“

Jebal! Kau harus melakukannya, hemm? Apa kau tidak menyukaiku?” tanyanya. Kini ia melonggarkan pelukannya dari Hyeri, memberi jarak antara mereka agar Minho bisa melihat wajah Hyeri.

“Minho-ssi-

“Benarkah kau tidak menyukaiku?” Minho semakin tak sabaran. Hanya saja, kenyataannya ia tidak akan pernah bisa memercayai jika Hyeri menolak tawarannya ini. Ia bahkan sudah menurunkan harga dirinya dengan memohon pada Hyeri agar gadis itu mau menjadi kekasih palsunya.

“Aku-“

“Apa aku tidak menarik di matamu?”

“Bukan, Minho-ssi. Aku hanya-“

“Lelaki seperti apa yang kau sukai, eoh? Beritahu aku.”

“Aku takut menyakiti diriku sendiri.”

Minho diam, menyadari bahwa semua kalimatnya adalah hal bodoh. Ia baru menyadari bahwa ia tidak pernah sama sekali memikirkan perasaan Hyeri. Ia hanya memikirkan dirinya sendiri. Ia begitu menggebu-gebu untuk mendapatkan gadis itu sebagai kekasih palsunya dan menyingkirkan Minhee dari hidupnya.

“Aku takut pekerjaan ini akan menyakiti diriku, Minho-ssi,” bisik Hyeri, ia melepaskan dirinya dari pelukan Minho. “Aku takut jika aku akan benar-benar jatuh cinta padamu.” lanjut Hyeri.

Hening. Mereka membiarkan keheningan malam menyelimuti. Minho tidak tahu harus mengatakan hal seperti apa karena kini ia merasa begitu bersalah pada Hyeri. Ia benar-benar egois. Minho menatap Hyeri, menatap wajah muram Hyeri yang tertunduk. Ia tahu bahwa dirinya egois, begitu menginginkan Hyeri untuk menyingkirkan Minhee. Ia terlalu yakin bahwa uang akan membuat Hyeri senang, tanpa pernah memikirkan perasaan Hyeri. Ia memang lelaki bodoh! Tidak seharusnya ia menyamakan uang dengan cinta.

Minho mendesah pelan, lantas ia menarik dagu Hyeri dengan jari-jari tangan kanannya. Membuat gadis itu menatapnya. Minho tersenyum ketika mereka saling bertemu pandang. “Tak apa jika kau benar-benar jatuh cinta padaku. Aku yang akan menanggung semuanya. Aku yang akan bertanggung jawab sepenuhnya.” Bisik Minho. Ia sadar akan apa yang diucapkannya. Ini sebuah resiko, dan tentu saja ia harus bertanggung jawab atas setiap langkah yang ia pilih.

Hyeri membulatkan kedua matanya, tak percaya dengan apa yang baru didengarnya. Bukankah itu artinya Minho akan membiarkan hubungan palsu mereka menjadi kenyataan? Batin Hyeri. Tak ada yang bisa Hyeri ucapkan untuk mengungkapkan perasaannya. Jantungnya melompat-lompat seolah ingin lepas dari rongga dadanya, lututnya terasa lemas dan nyaris saja ia hilang keseimbangan saat lagi-lagi pelukan hangat itu membuainya.

***

Lelaki itu bersembunyi di balik sebuah rumah tak jauh dari rumah kecil bercat putih yang sedari tadi ia perhatikan. Ia menunggu hingga lelaki jangkung yang tak lain adalah sahabatnya sendiri itu pergi. Sungguh! Ia tidak menyangka jika Minho benar-benar menjalin hubungan cinta dengan gadis pelayancafé itu dan oh! bahkan mereka berpelukan. Key menahan nafas saat ia melihat Minho menarik dagu Hyeri. Entah mengapa yang terbayang dalam kepalanya adalah adegan seperti dalam film yang baru-baru ini ia putar ulang di rumahnya dan dipergoki oleh Taemin.

Lantas Key menghela nafas lega saat adegan yang muncul dalam kepalanya tidak terjadi. Ia tidak mengerti, tapi rasanya ada perasaan tidak menyenangkan jika saja Minho benar-benar mencium Hyeri. Bukan! Bukannya Key merasa cemburu karena bahkan ia sama sekali tidak menyukai Hyeri. Hanya saja, Key merasa dialah yang memiliki hak atas bibir Hyeri yang telah ia curi ciuman pertamanya. Pemikiran bodoh!

Hyeri melambaikan tangannya lagi, kemudian mobil Minho berlalu meninggalkan halaman rumah Hyeri. Gadis itu diam hingga mobil Minho menghilang dari pandangannya, lalu berbalik hendak membuka pintu.

Key berlari secepat kilat. Lalu menyergap Hyeri sebelum gadis itu sempat membuka pintu. “Ya Tuhan! Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Hyeri panik. Ia nyaris berteriak jika saja Key tidak segera membekap mulutnya.

“Sssshhttt! Ini aku, Miss.” Bisik Key.

Hyeri meronta, ia tidak suka jika Key menyergapnya dan memperlakukannya semena-mena. Ia tahu, hal buruk akan terjadi jika Key ada di dekatnya. “Lepas-kan!” Hyeri kembali meronta, hingga akhirnya ia lepas dari Key. “Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Hyeri kasar.

Key menghela nafas, ia berusaha mempersiapkan diri untuk berhadapan dengan gadis paling kasar yang pernah dikenalnya. “Jadi, kau dan Minho benar-benar-“

“Bukan urusanmu!” sergah Hyeri. Jangan-jangan si mata rubah mengetahui apa yang ditawarkan Minho padanya. Semuanya akan kacau jika si mata rubah tahu terlalu jauh, pikir Hyeri. Hyeri segera berbalik, secepat yang ia bisa menjangkau kenop pintu.

“Aku datang meminta jawaban.” Pinta Key tak sabaran.

“Aku tidak ada urusan denganmu!” ia memutar kenop pintu. Sial! ia lupa memasukkan kunci. Lantas terburu-buru mencari kunci di dalam tasnya. Tapi, sepertinya ini adalah malam bulan purnama di mana si mata rubah kembali pada wujud aslinya. Ia telah menyergap Hyeri, mengunci gadis itu dalam pelukannya.

“Kau tidak boleh menikah dengan Minho. Apa pun yang terjadi!”

“Bukan urusanmu! Lepaskan!”

Listen! Kau harus menikah denganku, Miss.” Key menarik Hyeri hingga tubuh mereka benar-benar tanpa jarak.

Hyeri mulai panik, ia mulai mencium aroma tubuh Key. Ia kenal aroma ini, aroma yang membuat perutnya sakit. Ia ingat bagaimana pertamakalinya ia menghirup aroma ini dan apa yang selanjutnya terjadi. Hyeri menggelengkan kepalanya, “Lepaskan!”

“Ssshhhtt!!! Aku akan melepaskanmu jika kau setuju menikah denganku!” bisik Key. Ia terlihat menahan emosi karena sebenarnya tindakan Hyeri membuatnya begitu kesal.

“Apa? Kau gila! Dasar sinting! Pergi dari sini atau aku akan berteriak!” ancam Hyeri.

Key membekap mulut Hyeri, berusaha menyeret gadis itu menjauh dari rumahnya. Tapi sayang, Hyeri gadis yang terlalu kuat. Ia menggigit tangan Key, lalu berteriak sebelum mereka menjauh dari rumah Hyeri.

“Shhhtt!” Key membekap mulut Hyeri lagi, tapi gadis itu melakukan hal yang lebih buruk dari menggigit tangan Key. Ia menendang kaki Key sekuat tenaga. Key mengerang, tidak terima dengan perlakuan Hyeri. Dengan cepat ia mendorong Hyeri ke pintu, mengunci ruang gerak Hyeri. “Jika kau tidak berhenti berteriak, aku akan menghentikanmu dengan cara yang lain!” Key balik mengancam.

Hyeri segera diam, jantungnya mulai berdebar tak karuan. Ia tahu apa yang akan dilakukan Key padanya. Lelaki itu akan menindasnya lagi. Lalu, hanya keheningan yang menguasai mereka. Key tersenyum, kini ia tahu jurus ampuh untuk menghentikan gadis liar itu. Key lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Hyeri, “Good girl.” Bisiknya seraya mengelus pipi Hyeri. Key melihat ketakutan di wajah Hyeri. Ia senang melihat gadis itu tertindas. Maka, ia mengedarkan pandangannya ke sekitar sebelum kembali menatap Hyeri. Semakin mendekatkan wajahnya sebelum ia kembali menghujani Hyeri dengan ciuman-ciuman singkatnya.

Key tersenyum kecil di sela ciuman singkatnya – yang entah ke berapa, ia merasa mendapat kesenangan dengan menindas Hyeri. Selain itu, ia tidak mengerti mengapa rasanya begitu menyenangkan mencium gadis ini?

=TBC=

24 thoughts on “Excuse me, Miss – Part 6

  1. First??? Yeay!!! Ah aku berpikir di part ini Hyeri bakal punya jawaban buat Key tapi Minho menggangu sekali hahahahaha.

    Yaampun ngeliat Kim vs Jung Family seru banget. Ga mau kalah buat ngejek satu sama lain. Tapi setuju sih sama Ny. Kim, buat apa menikahkan anaknya buat orang yang ga dia cintai sama sekali.

    Dan Kibum berubah menjadi si rubah yg pervert =.= herannya si Hyeri ga nolak atau justru Hyeri juga kecanduan (?) hahahahha apasih almiraaa-_-

    Next part ditunggu kak!! Semangat buat nulisnya 😘

    • Yup! You’re the first.kekek.
      Yah, namanya juga usaha.
      Yang namanya keluarga/orang tersayang, meski ia juga jelek tetep g akan terima kalo dijelek2in sama orang.

      Dan Kibum berubah menjadi si rubah yg pervert <– .haha. ngakak bacanya. Baru tau kali rasanya kisseu gmna, jadi yah begitulah.hahah. Hyeri juga sama aja kayana -_-a

      oKEY, Almira. Thank u sudah mampir 😉

  2. Akhirnya part 6 post juga,,,,,
    orang tua nocole dan key tampak sperti mngadakan rapat paripurna DPR wkwkkwkwk….
    untung tdak bertengkar dan sling lempar hahahahaha…..

    “Tak apa jika kau benar-benar jatuh cinta padaku. Aku yang akan menanggung semuanya. Aku yang akan bertanggung jawab sepenuhnya.”
    waaaaaaa ….. aku iri bnget sma hyeri, andai kan minho yg mngatakan itu sma aku,,, “ngarep”

    aku kra, d-part ini hyeri akan mngasih jwban pda key atau minho, tpi aku SALAH TOTAL….
    aku pengen hyeri mnrima key, tpi aku jga ngak mau minho d-tolak,
    tpi ngak apa, minho bsa buat aku ya eonni wkwkwkwk….

    aku liat typonya hnya sdkit eon, sprti tuan tpi d-tlis tuang, yg lainnya aku ngak liat ad typo,,,,
    ok,,, part brikutnya d-tunggu ya eon,, Tapi jngan lama2 kali eon…. ya.. ya.. ya..

    • Duh! rapat paripurna DPR.heheh. iyah, untung ga ada sampe lempar2an dan naik meja.hihi.

      yah, biasa deh Minho. Bikin cewek klpek2 gimana gitu. ^^v

      Hee, Minho buat kamu? kalo gitu kamu harus berhadapan dulu sama Minhee.heheh. ^^v

      Wah, makasih Heyri. Udah aku baca ulang lagi, dan udah aku perbaiki yang Tuang itu. Cuma satu ya? bener ga? takutnya ada yang kelewat.
      oKEY, nantikan yaa. Mudah2an ga lama.heheh.
      Thank u 😉

  3. lalalayeyeye~~ senengnya abang konci ga jadi nikah ama Nicole.. kasian yaa.. udah nicole pergi ke laut aja.. hahaha
    ihhhh Minho emang egois. bilang aja dari awal mau jadi pacar beneran Hyeri. pasti langsung diterima. #loh? ntar ganti dong pemeran utamanya 😀
    Teteeepp yaa abang konci mainnya kasar ni. dasar bad boy. katanya ga suka ama Hyeri tapi kecanduan bibirnya..hahaha
    Koq bisa ya hyeri degdegan ama dua orang cowo? hayoloohhh Hyeri lagi kena serangan dilema yaa? Hyeri ama abang konci aja. tawaran jadi istri lebih seru daripada jadi pacar doang *eh? XD

    buat penulisan, ada beberapa typo eon. tapi ga masalah koq. aku tetep ngerti ceritanya. tapi koq part ini pendek ya eon? atau cuma perasaan aku aja..hehe
    okedeh.. Can’t wait for the next part. Kebiasaan ni eonni motongnya di adegan2 penting..haha 😀

  4. Waduh, dendam pribadi nih. ^^v
    Kan ceritanya si Minho ini baru sadar kalo dia terlalu egois, jadi yah biasa lah cowok ganteng, bikin cewe mati kutu gimana gitu *apa sih*
    Udah ketagihan mungkin Key sama Hyerinya juga.kekekek.
    Hyerinya galou, jadi deket sama Minho dan Key sama2 deg2an. Naluri alami deket sama lawan jenis itu.
    tawaran jadi istri lebih seru daripada jadi pacar doang <– .hahah. setuju banget! b^^

    boleh tau ga typo yang kamu temuin apa aja? *kalo ga keberatan?* ini udah aku baca ulang lagi dan emang ada beberapa typo, udah aku perbaiki juga. Tapi takutnya ada yang kelewat. Sebelum publish juga udah aku baca beberapa kali, tapi tetep aja ga bisa jeli 100% dan typo-nya masih bertebaran *bow*

    Pendek yaa? Mungkin ga sepanjang part2 Archangel *excuse*
    .heheh. oKEY, nantikan yaa, Hwayong.
    Thank u 😉

  5. yeeyeye….
    Akhirnya part 6 publish juga….

    Wah aku setuju banget kalo key gagal nikah sama nicole, dan mendingan sama hyeri aja.. tapi gara2 minho dateng njuk hyeri jadi galau..

    Next part ditunggu ya…
    Fighting…
    XDXDXD

  6. hahahahahhahahahhaaa……… sumpah.. part akhirnya bikin ketawa!!! bener key, itu memang pemikiran bodohmu.. gimana bisa kamu benci gadis yg kamu suka cium?? ckkccckkkk… bener-bener deh….
    wah, minho kayakna beneran jatuh hati deh ma hyeri.. hyeri bener2 ge mengalami pertentangan batin, sabar ya hyeri.. hehehe….
    penasaran ma pilihan yg bakal dipilih hyeri nih…
    di tunggu thor next chap, lo bisa agak dipanjangin ya.. hehee….
    Fighting thor!!!

    • .ahahah. ngakak deh baca komenmu, sisca. Iya nih, Key emang bisa aja *plaakkk*
      iya, Hyerinya galou abisss…
      oKEY, nantikan yah next chapternya. Mudah2an ga lama dan masih mau nunggu ^^v
      Thank u, Sisca 😉

  7. kyaaaaaaaa!!!!
    Aku baru tau kalau part 6 udh publish /telat/
    part ini bikin gregetan xD
    Pertemuan keluarga Kim & keluarga Jung seru bgt..Kibum eomma keren banget dahhh fufufu aku smpe ikut deg degan krn 2 kluarga ini..

    Aaahhh it minho kenapa sweet banget sihh? bakalan susah nolak kalo gini..aplgi dr awal hyeri emg udh tertarik sama minho. Hyeri segera tentukan pilihanmu!!!
    Pilih key aja yaa..klo minho g bkln seru u.u
    Ciyeee key kecanduan bibirnya hyeri, dan banyangan b&c pun trs muncul dkpalaku astagaaa xD
    Key mrasa klo dia memiliki hak atas bibir Hyeri? a.ahhh cuma bibirnya? orngnya gimana huhh?
    Part sebelumnya berakhir dgn kisseu..part ini juga..part berikutnya juga yaa xD

    Aiya soal penulisan aku g ad komen..aku selalu suka gaya penulisan kamu…

    • Iya, sudah publish, Ummul ^^
      .kekekek. kaya mau perang aja itu keluarga Kim vs Jung.

      Minho pastinya so sweet.
      Pilih key aja yaa..klo minho g bkln seru u.u <– sumpah ngakak 🙂
      Nah kan, Key yang di sini cocok banget sama Clyde?
      Hemm, kalo orangnya mungkin Key belum sadar aja *gampar*
      Eciyeehhh, kamu suka adegan kisseu2 yaah?

      Wah, makash loh kalo kamu selalu suka gaya penulisanku. Tapi kan pengen ada yang ngoreksi juga kesalahan2 kecilnya gitu.kekekek.
      Thank u, Ummul 😉

  8. annyeong eonni,,, i’m back…. wah yg ditunggu-tunggu udh muncul
    tapi part ini kok cuma dikit ya eon,,, ah jadi penasaran lagi deh huhuhuhuhu 😦
    mau kasih comment nih eon, tapi sebelumnya maaf ya eon ^^
    part yg ini siih kalo buat aku agak kurang nge feel… deh eon…..
    untuk typo siih menurutku gg ada siiih … (apa akunya yg terlalu bersemangat yahh sampe
    gg ngeliat typo ) hehehehehehehe ^^

    tapi aku suka banget ama karya”nya eonni,,, entah kalo aku baca selalu keren
    pertahanin ya eon ^^

    • Holla, Celia.
      Pada bilang part ini pendek yaa? Masa sih? mungkin karena perbandingannya sama Archangel kali yaa? ini udah 11 halaman ko kalo ga salah. Kalo kepanjangan takutnya bosen.heheh.
      Ih, ga marah ko, celia. aku malah senang kalo ada yang kasih kritikan gitu langsung sama akunya.
      Kurang nge-feel yah? boleh tau ga maksud kurang nge-feelnya gimana? apa kurang scene Key-nya, apa terlalu nyeritain org di luar cast utama, apa gimana? kalo ga keberatan kasih tau yaa 🙂

      Wah? bener nih ga ada typo? mudah2an udah ga ada yaa? terakhir tadi siang aku perbaiki. Semoga ga ada yang tertinggal.heheh.

      Makasih, jadi terharu bacanya. Amiin. Makasih juga udah sering baca ff2ku yang sama sekali ga sempurna dan banyak rusak dalam EYD dan tata bahasanya, dan kurang rapi,dll.
      Thank u 😉

  9. akhirnya,, bisa baca part 6 n kument^^
    pertamanya, aku mo idem ma thelockeyshearts yang bilang ‘…. Minho
    menggangu sekali…’ hahahaaaa
    trus keduanya, ga tahu knapa kaya ada yang kurang gitu di part ini. Tapi apa ya?hemm #posemikir
    n ketiganya aku cuma mo bilang ma minho ‘ho, udah deh ga usah ganggu hyeri ma key! Bibir hyeri tercipta untuk key!’ ahahahahaaaa..

    Sekian dan terima kasih. Semangat2..

    • Minho mengganggu? Wah, maafkanlah Minho yaa. Dia lagi galou kali *plaakkk*
      Hemm, iya sih yaa. Banyak yang bilang part ini kurang daper feel-nya. Maaf yaa, mudah2an part berikutnya bisa lebih baik.
      Makasih loh buat masukannya 🙂

  10. waaah hyeri kenapa berdebar pada dua lelaki ya.?!
    andwe hyeri, jangan lihat minho, jangan suka ke minho, walaupun minho memang baik dan so sweet tapi jodohmu yang dituliskan oleh authornya itu Key. benerkan eon?plakk

    key nya juga jangan nyangkal aja, kamu teh bukan kecanduan bibir hyeri, tapi Hyeri nya. kamu teh bogoh ka Hyeri. ih da gereget .
    sok atuh rayu bener”, tulus supaya Hyeri nya gak ragu dan gak nerima aa minho. *dijewer minho
    haaah kapan key ri saling jatuh cinta? aku merindukan moment itu.

    eonni, disini gak ada typo kayanya.loh kekeke
    lanjuuuuuuuuuttttttt ceritanya makin seru dan selalu buat aku penasaran.

    • walaupun minho memang baik dan so sweet tapi jodohmu yang dituliskan oleh authornya itu Key. <– haha. ngakak gilak! Lucu b^^d

      Wesss, Hikma sundanya keluar nih. Coba aa Key-nya rada dipaksa lagi gitu biar beneran suka sma Hyeri.heheh.

      Wah? Seriusan ga ada typo? Mudah2an bener deh ga ada. Udah beberapa kali edit, takutan masih ada yang terlewat. Mudah2an part berikutnya ga ada typo juga. Tapi kalo ada typo mohon diberi tahu.heheh.
      Siap. Nantikan yaa part 7-nya. Ga lama lagi.
      Thank u 😉

  11. wadh tiap deket ama key bibir hyeri bisa bengkak terus tuh. ckckc key napa.kau jd mesum gitu ya. ya anehnya aq senang bacanya wkwkwk.

    disatu sisi aq kasihan liat minho, tp dilain sisi aq ingin hyeri ama key. tp nanti kl hyeri ama key, hyerinya yg kasihan.aq jd galau(?)

  12. akhirnya yah perjodohan Key dan Nicole BATAL!! Haha
    Gilaaaa… :0 mencoba menjadi kekasih Choi Minho??! Siapa yg ga mau coba??!! Hellooowww…#cung tangan 😀
    Key serius ketagihan bgt ngecup bibir Hyeri 🙂
    #next part 7 ❤

  13. Yeeeeeee…..horeeeeee horeeeeeee….akhirnya batal jga tu prjodohan…,, ya…ya…ya…kmu ya kmu aq mnggil kmu hush hush minggir jgn ngarepin kibeom lg deh msh untung key nganggep kmu saudara coba, Minong ah dikau bnar2 mmbuat hyeri terpukau….saya jd takut ntar hyeri nolak lmaran key….dan key duhh knpa ketagihan mulu kisseu hyeri….

Leave a reply to santy Cancel reply